IDLIB (Arrahmah.id) — Ulama kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir ash Sham (HTS), Abu Maria al Qahtani, menyebutkan kembali hubungan kelompok militan Al Qaeda dengan Iran. Dalam rilisan terbarunya, Al Qahtani tuduh Al Qaeda merupakan perpanjangan tangan Garda Revolusi Iran.
Dalam akun Telegram-nya pada Kamis (20/7), seperti dilansir Nabd.com (21/7/2023), Al Qahtani bahwa pemimpin Al Qaeda saat ini yang bermukim di Iran, Sayf al Adl, memiliki hubungan mesra dengan Garda Revolusi Iran, khususnya Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP).
Menurutnya, hubungan mesra itu dimlaui saat pertemuan di Teheran dan Beirut. Al Qahtani tidak menjelaskan lebih jauh apa yang dimaksud dengan pertemuan di kedua kota itu.
Al Qahtani meminta para anggota dan pendukung Al Qaeda untuk mengecam tindakan amirnya atas perbuatannya berkoalisi dengan Iran dan serangannya terhadap HTS di Idlib.
Atas pernyataan terbaru Al Qahtani itu, sejumlah tokoh AQ angkat bicara dan menentang pernyataannya.
Abu Yahya al-Shami, mantan qadi HTS yang mengundurkan diri pada 2019, menggambarkan apa yang ditulis al-Qahtani sebagai “Skizofrenia” atau penyakit sakit jiwa.
“Al Qaeda bersekutu dengan Iran untuk melawan rezim di Suriah! Ini bukan film, tapi teori Al Qahtani untuk menampilkan dirinya kepada intelijen Amerika bahwa dia moderat dan memiliki keinginan untuk memerangi kelompok militan Islamic state (ISIS) dan Al Qaeda.”
Jallad Al Murjia, pendukung Al Qaeda, mengonfirmasi bahwa kelompok militan Al Qaeda di Suriah, Hurras ad Diin (HaD) tidak menyerang HTS. kelompok ini telah menghentikan operasi sejak 2020 dengan pengecualian 2 serangan terhadap pasukan Assad di Tel Samin dekat Raqqa & Damaskus.
Jallad pun menegaskan HaD tidak memiliki hubungan dengan Hizbut Tahrir yang menghasut warga Idlib untuk melakukan perlawanan dan mendemo HTS. Termasuk dengan Brigade Perisai Revolusi yang dalam beberapa hari terakhir ini membunuhi dan menculik sejumlah tokoh HTS di Idlib. (hanoum/arrahmah.id)