IRAK (Arrahmah.com) – Asosiasi Ulama Muslim di Irak atau Association of Muslim Scholars (AMSI) mengatakan pada Jum’at (13/6/2014) bahwa medeskripsikan para “pemberontak” yang menghadapi tentara Irak dari beberapa kota sebagai pejuang Daulah Islam di Irak dan Syam atau Islamic State in Iraq and Sham (ISIS) adalah tidak benar. Mereka mengecam sebutan itu sebagai upaya untuk menepis adanya perlawanan di negara itu.
Dalam pernyataan yang dilaporkan oleh surat kabar Assabeel Yordania, AMSI mengatakan bahwa label ISIS merupakan sebuah pembelokkan yang jelas yang tidak mengubah kenyataan bahwa “pemberontak” Irak merupakan komponen utama dari pemberontakan ini.
Sementara itu, AMSI juga mengecam seruan oleh seorang juru bicara ISIS bagi para pejuang untuk menuju Karbala dan Al-Najaf. Mereka menyebutnya “tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima.”
Mengenai perutean tentara Irak, pernyataan itu menyebutkan: “Ini merupakan sebuah prestasi yang akan menggeramkan banyak pihak di dalam dan luar Irak, termasuk orang-orang dengan agenda eksternal yang merugikan negara selama bertahun-tahun.”
Meskipun banyak klaim yang menyebutkan bahwa ISIS lah yang mengambil alih sejumlah kota, beberapa sumber Irak telah menunjukkan bahwa pejuang suku rakyat sunni serta pejuang ahlussunnah Irak lainnya merupakan kekuatan utama saat melawan tentara Irak, di samping beberapa yang berafiliasi dengan ISIS.
(aliakram/arrahmah.com)