KYIV (Arrahmah.id) – Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan pada Ahad (5/2/2023) bahwa Kyiv tidak akan menggunakan senjata jarak jauh baru dari Barat untuk menyerang sasaran di Rusia.
“Pada Jumat (3/2) mitra kami memutuskan untuk memberi senjata yang mampu menembak pada jarak 150 kilometer,” atau sekitar 90 mil, kata Reznikov dalam konferensi pers.
“Kami selalu memberi tahu mitra kami bahwa kami berkewajiban untuk tidak menggunakan senjata mitra asing terhadap wilayah Rusia, hanya terhadap unit mereka di wilayah Ukraina yang diduduki sementara untuk tujuan merebut tanah kami,” katanya.
Amerika Serikat pada Jumat (3/2) mengumumkan paket senjata dan amunisi baru senilai $2,2 miliar untuk Ukraina, yang menurut Pentagon termasuk bom presisi berpeluncur roket baru yang hampir dapat menggandakan jangkauan serangan Kyiv terhadap pasukan Rusia.
Mereka berpotensi memberi pasukan Kyiv kemampuan untuk menyerang di mana saja di wilayah Donbas, Zaporizhzhia, dan Kherson yang diduduki Rusia, serta bagian utara Krimea yang diduduki.
Prancis dan Italia diharapkan mengirimkan sistem rudal permukaan-ke-udara bergerak.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar mingguan Bild am Sonntag yang diterbitkan Ahad (5/2), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setuju bahwa senjata yang dipasok oleh Barat tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
Reznikov juga mengatakan kepada wartawan bahwa Kyiv mengharapkan kemungkinan serangan Rusia akhir bulan ini. Pada 24 Februari, Kremlin akan menandai satu tahun sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina.
“Tidak semua senjata Barat” akan tiba pada saat kemungkinan serangan Rusia bulan ini, kata Reznikov, meskipun dia menambahkan bahwa Kyiv memiliki sumber daya untuk merespons. (zarahamala/arrahmah.id)
“Kami siap untuk melawan,” katanya.