KIEV (Arrahmah.id) – Panglima militer tertinggi Ukraina telah mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap pangkalan udara Rusia di semenanjung Krimea yang diduduki, termasuk satu yang menyebabkan kehancuran di fasilitas militer Saky bulan lalu.
Dalam sebuah artikel yang ditulis bersama oleh anggota parlemen Mykhailo Zabrodskyi dan diterbitkan di kantor berita negara Ukrinform pada Rabu (7/9/2022), Valeriy Zaluzhnyi, panglima tentara Ukraina, mengatakan serangan itu dilakukan oleh rudal atau roket, tanpa menjelaskan lebih lanjut, lansir Al Jazeera.
Ukraina sampai sekarang hanya mengisyaratkan keterlibatannya dalam ledakan Krimea, dengan seorang pejabat senior secara anonim mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ledakan pangkalan udara adalah pekerjaan penyabot Ukraina di lapangan.
Kementerian pertahanan Rusia mengklaim pada saat itu bahwa amunisi penerbangan telah diledakkan di pangkalan itu karena kelalaian.
Para pejabat di Krimea mengatakan satu orang tewas dalam ledakan itu dan beberapa lainnya terluka.
Jika pangkalan Saky dihantam oleh pasukan Ukraina, itu akan menandai serangan signifikan pertama yang diketahui di situs militer Rusia di Krimea yang diduduki, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.
Markas Armada Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol, Krimea, menjadi sasaran ledakan skala kecil pada Juli dalam serangan yang diduga dilakukan oleh penyabot Ukraina.
Rusia telah lama memperingatkan Ukraina bahwa setiap serangan terhadap Krimea akan memicu pembalasan besar-besaran, termasuk serangan terhadap “pusat pengambilan keputusan” di Kiev.
Pangkalan Saky telah digunakan oleh pesawat-pesawat tempur Rusia untuk menyerang daerah-daerah di selatan Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)