KYIV (Arrahmah.id) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Kamis (3/2/2022) menyambut tawaran dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang berkunjung untuk menengahi kebuntuan Kyiv dengan Moskow, dan Erdogan berjanji untuk melakukan apa pun yang dia bisa untuk mengakhiri krisis secara damai.
Dalam sebuah langkah yang kemungkinan besar akan menarik perhatian Moskow, Zelenskiy juga mengumumkan kesepakatan yang memungkinkan pabrik-pabrik Ukraina memproduksi drone Turki yang telah dikerahkan dalam perang Ukraina melawan pemberontak yang didukung Rusia di wilayah timurnya, Donbass, lansir Reuters.
Turki dan Ukraina, yang merupakan tetangga maritim Laut Hitam, menandatangani serangkaian perjanjian termasuk kesepakatan perdagangan bebas yang menurut Kyiv akan meningkatkan perdagangan tahunan bilateral menjadi sekitar $10 miliar selama lima tahun dari $7 miliar saat ini.
“Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas inisiatifnya untuk menjadi penengah antara Ukraina dan Rusia dalam perjalanan untuk mengakhiri perang,” kata Zelenskiy. Kedua presiden tidak memberikan rincian pembicaraan mereka tentang Rusia dan tidak mengajukan pertanyaan.
Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan drone menciptakan “kondisi yang menguntungkan bagi produsen Turki untuk membangun pabrik drone di Ukraina sehingga kami dapat memproduksi seluruh lini drone dan mendapatkan teknologi tinggi mereka”.
Rusia menuduh Kyiv berperilaku “merusak” setelah pasukannya Oktober lalu menggunakan pesawat tak berawak Bayraktar TB2 untuk menyerang posisi yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Erdogan adalah pemimpin terbaru negara NATO yang mengunjungi Kyiv setelah perdana menteri Belanda, Polandia dan Inggris, bagian dari upaya untuk menunjukkan solidaritas Barat dengan Ukraina ketika Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan bersama mereka.
Turki memiliki hubungan baik dengan Kyiv dan Moskow tetapi mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan sebagai anggota NATO jika Rusia menyerang. Seorang pejabat Turki mengatakan Erdogan tidak memilih pihak mana pun.
“Kunjungan kami datang pada waktu yang sensitif. Saya ingin menyatakan bahwa kami terus mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, termasuk Krimea,” kata Erdogan, merujuk pada wilayah yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014. (haninmazaya/arrahmah.id)