KIEV (Arrahmah.id) – Ukraina pada Senin (31/10/2022) mengumumkan pemadaman listrik darurat di seluruh negeri setelah Rusia meluncurkan rentetan serangan rudal baru yang menargetkan infrastruktur penting.
“Pemadaman listrik darurat diberlakukan karena penembakan besar-besaran infrastruktur penting! Teroris Rusia sekali lagi meluncurkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas jaringan listrik di sejumlah wilayah Ukraina. Beberapa rudal ditembak jatuh oleh pertahanan udara, sementara beberapa lainnya mencapai target,” kata kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Kyrylo Tymoshenko di Telegram.
Tymoshenko mengatakan layanan darurat sedang bekerja untuk meringankan kerusakan yang disebabkan oleh serangan tersebut, lansir Anadolu.
Ledakan terdengar di beberapa wilayah di Ukraina, termasuk ibu kota Kiev, di samping peringatan serangan udara nasional yang diumumkan oleh otoritas lokal, tidak termasuk wilayah Krimea yang dicaplok Rusia secara ilegal pada 2014.
Pejabat di wilayah Kiev, Zaporizhzhia, Kirovograd, Kharkiv, Cherkasy, dan Dnipropetrovsk melaporkan ledakan yang disebabkan oleh serangan Rusia dalam pernyataan di Telegram.
Sementara itu, otoritas lokal di wilayah Mykolaiv dan Lviv melaporkan bahwa pecahan rudal yang ditembakkan oleh sistem pertahanan udara mendarat di infrastruktur sipil atau di area terbuka.
“Akibat serangan terhadap fasilitas infrastruktur penting, sebagian ibu kota mati listrik. Tidak ada pasokan air di beberapa daerah,” kata Wali Kota Kiev Vitali Klitschko.
Pernyataan selanjutnya oleh Klitschko mencatat bahwa para insinyur sedang bekerja untuk memulihkan listrik di fasilitas listrik yang rusak akibat serangan. Dia menambahkan bahwa fasilitas ini memasok sekitar 350.000 apartemen di Kiev.
Spesialis dari perusahaan energi swasta Ukraina DTEK, bersama dengan satu-satunya operator jaringan listrik negara itu Ukrenergo, layanan darurat, dan pihak berwenang, “melakukan segala yang mungkin untuk menstabilkan situasi sesegera mungkin,” katanya.
Infrastruktur energi Ukraina telah menjadi target serangan udara Rusia sejak dimulainya perang pada Februari.
Pemerintah Ukraina mengatakan pada 20 Oktober bahwa mereka akan memotong konsumsi energi di seluruh negeri sebesar 20% karena output yang lebih rendah dari fasilitas energi yang rusak.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengumumkan pada 18 Oktober bahwa 30% dari pembangkit listrik negara itu telah dihancurkan sejak 10 Oktober. (haninmazaya/arrahmah.id)