Oleh: Faishal Abdul Aziz
(Arrahmah.com) – Ujub adalah penyakit hati, seorang ulama Sufyan ats-Tsauri رحمه الله meringkas definisi ujub sebagai berikut.
“Yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri hingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal bisa jadi orang lain lebih baik amalnya daripada dirinya dan bisa jadi orang lain lebih wara‘ (berhati-hati, menjauhi dan meninggalkan) perkara haram serta lebih suci jiwanya daripada dirinya.”
Gejala dominan yang tampak pada orang yang terkena penyakit ujub adalah suka menyepelekan orang lain karena menganggap dirinya lebih baik dan lebih hebat.
Padahal Imam Asy-Syafii رحمه الله mengatakan, “Siapa yg mengangkat-angkat diri sendiri secara berlebihan, niscaya Alloh سبحانه وتعالى akan menjatuhkan martabatnya.”
Orang yang ujub akan memandang dirinya telah banyak beramal dan menyepelekan dosa, seperti apa yg digambarkan oleh Rosululloh صلى اللّه عليه وسلم dalam sabdanya, “Orang yang buruk akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya yang dengan mudah dapat diusirnya dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan gunung yang berada tepat di atasnya yang siap menimpanya.” (HR. Bukhori)
Sementara ulama lain, Fudhoil bin ‘Iyadh رحمه الله mengatakan, “Seandainya iblis mempunyai tiga perkara untuk melumpuhkan manusia, yaitu ujub terhadap diri sendiri, menganggap amalnya sudah banyak dan lupa terhadap dosa-dosanya, maka iblis tidak akan mencari cara lain, karena semua perkara di atas merupakan sumber kebinasaan.”
Berlindung kepada Alloh سبحانه وتعالى jika tenyata sifat tersebut ada pada diri kita.
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا “Dan aku berlindung kepada Alloh dari keburukan hawa nafsuku.”
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب
(arrahmah.com)