UGANDA (Arrahmah.com) – Uganda People Defence Force (UPDF) telah meluluskan batalyon baru yang terdiri dari 3.237 pasukan khusus untuk dikerahkan ke Somalia untuk membantu rezim TFG melawan Mujahidin Al-Shabaab yang telah bergabung dengan Al-Qaeda.
Shabelle melaporkan bahwa ini akan menjadi batalyon Uganda yang ke-10 yang dikerahkan ke Somalia sejak masuknya aliansi penjajah Misi ‘Perdamaian Uni Afrika (AMISOM) ke Somalia pada tahun 2007.
Jumlah tentara yang cukup besar itu akan menggantikan rekan mereka dari batalyon ke-8 yang akan pulang ke tanah air mereka pada saat mereka tiba di Mogadishu.
Pasukan baru ini, telah menyelesaikan kursus selama empat bulan di pusat militer Singo di distrik Nakaseke pada hari Jum’at (27/7/2012), yang dilatih oleh tentara slib Inggris dan Prancis dengan keterampilan tempur yang berbeda.
Mereka juga dilatih oleh pelatih asing yang datang dari Africa Contingency Operations Training and Assistance (ACOTA), yang sebagian besar terdiri dari pensiunan prajurit PBB, baik laki-laki maupun wanita.
Mayor Jenderal Levy Karuhanga, komandan pasukan cadangan UPDF, memuji pasukan barunya atas skill yang mereka miliki untuk siap mengejar Mujahidin dan mengembalikan stabilitas Somalia (baca: menjajah Somalia).
“Skill yang didemonstrasikan menjunjukkan berarti kalian siap untuk melaksanakan mandat ini. Ini adalah sebuah manifestasi dari tempo yang dibutuhkan untuk mengejar para teroris dan mengembalikan kedamaian diantara rakyat Somalia yang telah dihilangkan dari mereka oleh Al-Shabaab,” kata Karuhanga di depan tentara batalyon ke-10.
“Kalian akan bergabung dengan AMISOM setelah pemilihan umum Somalia, sebuah situasi yang akan membutuhkan penjagaan keamanan maksimum, ” tambah Karuhanga.
Karuhanga juga mendesak para tentaranya untuk meninggikan bendera Uni Afrika (AU), PBB, dan Uganda di Somalia. Dia juga yakin bahwa pasukan baru UPDF akan berhasil di Somalia dengan kemenangan atas Al-Shabaab.
Resolusi PBB pada awal tahun ini, mengizinkan penambahan pasukan yang memungkinkan AU untuk meluncurkan fase kedua invasi militer mereka di luar Mogadishu.
Akibat keputusan itu, pasukan Uganda meningkatkan jumlahnya dari 5.160 hingga 6.860, sementara pasukan Kenya akan ditingkatkan hingga 4.700, Burundi akan meningkatkan pasukan hingga 1.000, dan Djibouti akan mengirim pasukan tambahan sekitar 850 tentara siap tempur.
Namun, meskipun jumlah mereka besar, faktanya mereka terus mengalami kegagalan menghadapi Mujahidin di Somalia, dan korban sipil tak bersalah berjatuhan sejak kedatangan mereka di Somalia yang didukung tentara salib Barat yang selama ini berada dibalik serangan drone terhadap warga sipil. (siraaj/arrahmah.com)