ABU DHABI (Arrahmah.com) – Satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Uni Emirat Arab “terlindungi dengan baik” dari ancaman keamanan, kata regulator negara itu.
“Pembangkit listrik tenaga nuklir dirancang sesuai dengan prinsip keamanan tinggi dan kami telah mengeluarkan peraturan untuk keamanan fisik dan siber,” kata Direktur Jenderal Federal Authority for Nuclear Regulation (FANR) Christer Viktorsson, Rabu (23/2/2022).
Pernyataan itu muncul menyusul serangkaian serangan drone dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara Teluk itu. Houtsi yang bersekutu dengan Iran mengatakan pada 2017 mereka menembakkan rudal jelajah ke pabrik Barakah, sebuah laporan yang dibantah UEA. Kelompok tersebut telah berulang kali mengancam akan menargetkan infrastruktur penting di UEA.
Houtsi telah mengklaim tiga serangan drone dan rudal di UEA tahun ini, dengan yang lain diklaim oleh kelompok yang kurang dikenal. Serangan 17 Januari menewaskan tiga orang di Abu Dhabi dan melukai lebih banyak lagi.
“Bagian sensitif dari pembangkit listrik terlindungi dengan baik untuk setiap kejadian,” kata Viktorsson kepada wartawan.
UEA secara keseluruhan memiliki “keamanan yang terjamin”, tambahnya.
Koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah Houtsi menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari Sanaa. Gerakan itu mengatakan sedang memerangi sistem yang korup dan agresi asing.
Pembangkit di Abu Dhabi, salah satu dari tujuh emirat UEA dan ibu kota negara, adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia Arab dan bagian dari tujuan produsen minyak untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
Barakah akan memiliki empat reaktor dengan total kapasitas 5.600 megawatt (MW) – setara dengan 25 persen kebutuhan UEA. Unit pertama mulai menyalurkan 1400 MW ke jaringan nasional pada April 2021.
Unit 2, yang dilisensikan untuk beroperasi pada Maret 2021, sedang menjalani pengujian dan diharapkan dapat segera menyumbang 1400 MW ke jaringan nasional, kata Viktorsson.
FANR mengharapkan untuk mengeluarkan izin operasi Unit 3 akhir tahun ini, setelah operator pembangkit Nawah Energy menunjukkan bahwa persyaratan peraturan telah dipenuhi.
Nawah kemudian dapat memulai fase pengujian 8-9 bulan diikuti dengan koneksi jaringan nasional. Lisensi untuk mengoperasikan Unit 4 diharapkan sekitar satu tahun setelah Unit 3 diberikan, katanya. (Althaf/arrahmah.com)