ABU DHABI (Arrahmah.com) – Uni Emirat Arab pada Kamis (11/3/2021) mengumumkan pihaknya menyiapkan dana investasi $ 10 miliar yang ditujukan untuk sektor-sektor strategis di “Israel”, setelah melakukan normalisasi tahun lalu.
Keputusan itu, kata kantor berita resmi UEA WAM, diambil menyusul panggilan telepon “konstruktif” antara Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed dan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu.
Melalui dana $ 10 miliar, UEA “akan berinvestasi di dan bersama “Israel”, di berbagai sektor termasuk manufaktur energi, air, luar angkasa, perawatan kesehatan, dan teknologi pertanian,” katanya.
“Israel” dan UEA menjalin hubungan tahun lalu dalam kudeta diplomatik untuk Netanyahu yang ditengahi oleh sekutunya, mantan presiden AS Donald Trump.
Kesepakatan itu membuat UEA menjadi negara Arab ketiga yang menjalin hubungan dengan “Israel”, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Bahrain, Maroko, dan Sudan kemudian mencapai kesepakatan serupa yang ditengahi AS dengan “Israel”, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “Persetujuan Abraham”.
“Dana tersebut dibangun di atas Perjanjian Abraham yang bersejarah dan bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara dua pihak di kawasan itu, membuka investasi dan peluang kemitraan untuk mendorong kemajuan sosial-ekonomi,” lansir WAM.
Dikatakan alokasi dana “akan berasal dari pemerintah dan lembaga sektor swasta.”
Pengumuman itu datang ketika Netanyahu membatalkan kunjungan bersejarah ke UEA pada Kamis (11/3), setelah berselisih paham dengan Yordania atas wilayah udaranya.
Netanyahu mengatakan perjalanan itu “tidak mungkin karena kesalahpahaman” dengan Yordania, yang terikat oleh perjanjian damai sejak 1994.
Tapi dia mengatakan dia berbicara dengan Sheikh Mohammed, pemimpin de facto UEA, dan bahwa keduanya setuju untuk bertemu “segera”.
Perdana Menteri “Israel” juga mengatakan UEA akan menginvestasikan $ 10 miliar dalam investasi di “Israel”. (Althaf/arrahmah.com)