ABU DHABI (Arrahmah.id) – Uni Emirat Arab (UEA) mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon, setelah pertempuran sengit selama sepekan antara faksi-faksi bersenjata di sebuah kamp pengungsi Palestina, yang mengakibatkan negara-negara Teluk lainnya juga mengeluarkan larangan serupa.
“Untuk menjaga keamanan warga negara, Kementerian Luar Negeri menekankan pentingnya mematuhi keputusan yang telah dikeluarkan sebelumnya untuk melarang warga negara UEA bepergian ke Libanon,” Kementerian Luar Negeri UEA mengumumkan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada Ahad (6/8/2023), lansir Al Arabiya.
Pada 29 Juli, bentrokan bersenjata terjadi di kamp pengungsi Ein el-Hilweh di Libanon antara faksi utama Fatah dan kelompok yang berseberangan, menewaskan sedikitnya 13 orang -sebagian besar dari mereka adalah militan.
Kamp pengungsi ini merupakan yang terbesar di antara 12 kamp Palestina di negara tersebut, menampung sekitar 80.000 hingga 250.000 pengungsi Palestina, menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Sekitar seperempat dari 80.000 penghuni kamp telah mengungsi sejak pertempuran dimulai.
Selain negara-negara teluk, negara-negara seperti Jerman dan Inggris juga telah mengeluarkan peringatan serupa, mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon. (haninmazaya/arrahmah.id)