SANA’A (Arrahmah.com) – Kelompok teroris Syiah Houtsi Yaman akan memiliki peran dalam masa depan negara tersebut, menurut pernyataan seorang menteri Uni Emirat Arab (UEA) pada Ahad (10/11/2019) sambil menyuarakan optimisme bahwa kesepakatan perdamaian baru-baru ini antara pemerintah dan separatis selatan dapat mengarah pada solusi yang lebih luas.
Komentar itu adalah langkah perdamaian terakhir dalam konflik Yaman yang berlangsung lama, setelah Houtsi yang didukung Iran menawarkan pada September untuk menghentikan serangan ke Arab Saudi.
Anwar Gargash, menteri negara untuk urusan luar negeri di Uni Emirat Arab -anggota kunci dalam koalisi yang dipimpin Saudi yang mendukung pemerintah Yaman melawan Houtsi- mendesak semua pihak untuk menjaga momentum untuk solusi politik, lansir AFP.
“Perjanjian semacam itu harus mempertimbangkan aspirasi yang sah dari semua bagian masyarakat Yaman. Itu termasuk Houtsi,” klaim Gargash pada konferensi politik di Abu Dhabi.
“Milisi Houtsi telah menimbulkan kekacauan di negara itu, tetapi mereka adalah bagian dari masyarakat Yaman dan mereka akan memiliki peran di masa depan.”
Houtsi telah memerangi pemerintah yang diakui secara internasional dan sekutunya selama lebih dari empat tahun dalam perang yang telah mendorong negara itu ke ambang kelaparan.
Tetapi Gargash mengatakan dia berharap bahwa kesepakatan pembagian kekuasaan antara pemerintah dan Dewan Transisi Selatan, yang ditandatangani di Riyadh pekan lalu, dapat membuka jalan bagi kesepakatan damai yang lebih luas.
“Perjanjian itu memperkuat koalisi anti-Houtsi dan memberikan dasar yang lebih kuat untuk mencapai solusi politik,” katanya. “Sekarang kita perlu membangun momentum yang telah kita berikan.”
Apa yang disebut perjanjian Riyadh akan membuat pemerintah Yaman kembali ke Aden -ibu kota sementara yang direbut oleh separatis pada Agustus- dan menempatkan pasukan dari kedua belah pihak di bawah wewenang kementerian pertahanan dan dalam negeri. (haninmazaya/arrahmah.com)