ABU DHABI (Arrahmah.id) – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Uni Emirat Arab akan menggunakan drone canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam pengamatan hilal Syawal 1446 H. Teknologi ini diharapkan mampu memberikan visibilitas lebih baik dan meningkatkan akurasi pemantauan, terutama dalam kondisi atmosfer yang menantang.
Menurut laporan Kantor Berita Emirates (WAM), langkah ini mencerminkan upaya UEA dalam memadukan inovasi teknologi dengan metode tradisional dalam menentukan awal bulan qamariyah. Sebelumnya, Dewan Fatwa Syariah UEA telah menggunakan teknologi serupa dalam pemantauan hilal Ramadan tahun ini.
Penggunaan drone dalam rukyatul hilal melibatkan sejumlah perangkat udara tak berawak yang dilengkapi lensa pembesar beresolusi tinggi. Dengan kemampuan terbang lebih dari 300 meter di atas permukaan tanah, drone ini akan diarahkan ke posisi bulan berdasarkan perhitungan astronomi yang presisi. Keunggulan teknologi ini memungkinkan pengamat untuk mendapatkan pandangan lebih jernih, sekaligus mengatasi kendala cuaca dan polusi cahaya yang kerap menghambat visibilitas hilal.
Meski demikian, teknologi ini bukan pengganti metode observasi langsung, melainkan alat bantu yang memperkuat tradisi rukyat yang telah berlangsung selama berabad-abad. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal, dan janganlah kalian berbuka hingga melihatnya. Jika terhalang, maka perkirakanlah baginya.”
Dewan Fatwa Syariah UEA menegaskan pentingnya kerja sama antara lembaga-lembaga astronomi, ilmuwan, dan otoritas keagamaan dalam mengembangkan metode pemantauan hilal yang lebih akurat dan modern. Dengan inovasi ini, UEA berharap dapat berkontribusi dalam upaya global untuk meningkatkan keandalan penentuan awal bulan Hijriah.
(Samirmusa/arrahmah.id)