NEW YORK (Arrahmah.com) – Uni Emirat Arab (UEA) akan menerima 15.000 pengungsi Suriah selama lima tahun ke depan, ujar Menteri UEA Reem Ebrahim Al-Hashemi selama pertemuan dengan para pemimpin di markas besar PBB di New York.
“Lima tahun lalu, sebelum krisis Suriah meletus, 115.000 warga Suriah tinggal dan bekerja di UEA, bergabung dengan lebih dari 200 kebangsaan dan etnis yang berbeda yang membentuk permadani dari masyarakat kami yang beragam,” ujar Hashemi seperti dilansir Al Arabiya pada Jum’at (23/9/2016).
Dia menambahkan, “Sejak itu, kami telah menyambut lebih dari 123.000 warga Suriah.”
Di puncak pertemuan, Hashemi mengatakan “kita bertemu pada saat yang kritis” karena jumlah pengungsi dan orang terlantar adalah yang terbesar dalam sejarah modern.
Badan PBB untuk pengungsi (UNHCR) mengatakan 4,8 juta pengungsi Suriah telah melarikan diri ke Turki, Libanon, Yordania, Mesir dan Irak dan 6,6 juta pengungsi di dalam Suriah. Sementara itu sekitar 1 juta telah meminta suaka ke Eropa.
Turki menjadi tuan rumah pengungsi terbesar di mana sekitar 2,5 juta warga Suriah tinggal di sana, Libanon sekitar 1,1 juta, Yordania 635.324, dan Irak menjadi tuan rumah bagi 254.022 pengungsi asal Suriah dan 117.658 asal Mesir.
Menteri UEA tersebut juga mengatakan bahwa UEA selama lima tahun terakhir telah memberikan lebih dari 750 juta USD untuk mendukung pengungsi Suriah, terutama di negara-negara tetangga yang menghadapi tekanan yang cukup besar.
“UEA yakin bahwa kita tidak hanya harus memenuhi kebutuhan dasar pengungsi, tetapi kita juga harus menjaga martabat mereka dan menawarkan harapan untuk masa depan mereka,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)