JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Abu Ubaidah, juru bicara sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al-Qassam, angkat suara terkait perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati dengan ‘Israel’.
Dalam video cuplikan yang beredar, Abu Ubaidah berterimakasih kepada seluruh dunia Arab dan Islam yang mendukung perjuangan Palestina, tak terkecuali Indonesia, di mana Abu Ubaidah juga secara jelas menyebut ibu kota Jakarta dalam pidatonya.
Abu Ubaidah berterimakasih atas bantuan kemanusiaan dan moral yang terus dikirimkan untuk rakyat Palestina.
“Kami terus menerima dan masih hingga kini menerima bantuan tersebut di Brigade Qassam. Jutaan pesan support dan semangat untuk bergabung bersama menjadi anggota kami dalam segala upaya melawan Zionis,” tuturnya dalam video yang dibagikan akun X, @xumas_iq, seperti dilansir pada Rabu (22/1/2025).
Ia menyebutkan bahwa dukungan itu didapatkan dari dunia Islam yang sangat luas, dari negara-negara Teluk di Semenanjung Arab, Arab Afrika, hingga Asia Tenggara seperti Indonesia.
“Kami mendapatkan dukungan dari segala umat. Dari negara-negara Teluk Arab, Arab Magribi dari Barat, dari Tangier (Kota di Maroko) hingga Jakarta (Indonesia),” tegasnya.
⚡Abu Obaida, in his latest speech, specifically thanks only the Muslim community for financial support and no country.
He also sends a subtle yet strong message to Iran despite thanking them by referring to the Gulf as "The Arabian Gulf" pic.twitter.com/JRfqg2Um5z
— Xumas (@xumas_iq) January 19, 2025
Sebagaimana diketahui, Hamas dan ‘Israel’ mencapai kesepakatan gencatan senjata pada pekan lalu. Perjanjian itu berlaku mulai Ahad (19/1) kemarin. Secara rinci, gencatan senjata ini akan berlangsung tiga tahap dalam waktu 42 hari.
Pada tahap pertama kesepakatan, sebanyak 33 sandera ‘Israel’ yang ditawan Hamas di Gaza akan dibebaskan. Mereka yang dibebaskan adalah perempuan sipil dan rekrutan militer perempuan, anak-anak, orang tua, termasuk warga sipil yang sakit dan terluka.
Sebagai gantinya, ratusan warga Palestina yang ditahan ‘Israel’ akan dibebaskan. Namun, seorang pejabat ‘Israel’ mengatakan angka itu tergantung berapa banyak dari 33 sandera yang masih hidup.
Negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16. Pada fase ini akan mencakup pembebasan tawanan yang tersisa, termasuk “tentara pria, pemuda ‘Israel’, dan jenazah sandera yang terbunuh”.
Selama gencatan senjata awal yang berlangsung 42 hari, pasukan ‘Israel’ akan mundur dari daerah padat penduduk Gaza.
Menurut Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, yang juga memediasi kesepakatan ini, fase ini “memungkinkan pertukaran tahanan, serta pertukaran jenazah dan pemulangan orang-orang yang mengungsi”. (Rafa/arrahmah.id)