KABUL (Arrahmah.id) — Dalam pemerintahan baru yang baru setahun berjalan, Taliban mencoba mengubah gaya kepemimpinan. Mereka meminta warga minoritas Afghanistan beragama Hindu dan Sikh untuk kembali karena situasi keamanan yang sudah membaik.
Dilansir The Independent (26/7/2022), Direktur Jenderal kantor Menteri Negara Taliban, Mullah Abdul Wasi, telah bertemu dengan delegasi pemimpin Sikh dan Hindu di Kabul pada Senin (24/7).
Pada kesempatan itu, Wasi meminta minoritas Sikh dan Hindu yang meninggalkan Afghanistan untuk kembali.
Minoritas agama, utamanya Sikh, telah menjadi sasaran kekerasan di Afghanistan.
Terbaru, pada 18 Juni, militan Islamic State Khurasan Provience (ISKP) menyerang Gurudwara Dashmesh Pita Guru Gobind Singh Karte Parwan di Kabul. Dua orang, termasuk seorang pejabat keamanan Afghanistan, tewas dalam serangan itu.
Taliban mengklaim sedang merenovasi gurudwara yang hancur selama serangan itu.
Oktober tahun lalu, 15 hingga 20 pria bersenjata memasuki gurudwara di distrik Kart-e-Parwan Kabul dan mengikat para penjaga.
Pada Maret 2020, setidaknya 25 orang Sikh tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan teror di Sri Guru Har Rai Sahib Gurudwara di Shor Bazaar Kabul. ISKP mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ketika kembali berkuasa pada pertengahan Agustus tahun lalu, Taliban secara terbuka berjanji untuk melindungi minoritas. Tetapi laporan tentang kekerasan dan diskriminasi terhadap minoritas terus bermunculan.
Dalam beberapa tahun terakhir, eksodus massal Sikh dan Hindu Afghanistan difasilitasi oleh pemerintah India. Setelah serangan Maret 2020 di gurudwara Sikh, sekitar 500 orang dipindahkan ke India.
Banyak lagi juga dievakuasi ke India ketika AS meninggalkan Afghanistan dan Taliban mengambil alih kekuasaan. (hanoum/arrahmah.id)