NEW DELHI (Arrahmah.id) — Uang rupiah pecahan Rp 20.000 tahun 1998 mendadak viral di india. Kejadian ini ramai jadi pembicaraan publik India ketika salah satu politikus India mendesak Perdana Menteri India Narendra Mori untuk mencetak uang meniru rupiah Indonesia.
Dilansir BBC (28/10/2022), Arvind Kejriwal yang menjabat Kepala Pemerintahan Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi, meminta agar mata uang India dicetakkan juga foto Dewi Lakshmi dan Dewa Ganesha dengan alasan agar membawa kemakmuran ekonomi.
“Indonesia, yang merupakan negara mayoritas Muslim, mencetak uang kertas dengan gambar Dewa Ganesha. Kalau Indonesia bisa, kenapa kita tidak?,” ucapnya dilansir BBC (28/10).
Sejak saat itu kata kunci pencarian terkait mata uang rupiah bergambar Dewa Ganesha pun meningkat drastis. Salah satu yang ditemukan adalah uang rupiah Rp 20.000 tahun 1998.
Memang jika dilihat uang kertas rupiah itu ada gambar patung Ganesha di salah satu sisinya. Lalu di sampingnya ada gambar mantan Menteri Pengajaran Republik Indonesia Ki Hadjar Dewantara.
Kedua sosok itu dianggap memiliki nafas yang sama. Dewa Ganesha dianggap sebagai dewa pendidikan, hingga kebijaksanaan, sementara Ki Hadjar Dewantara merupakan pahlawan Indonesia yang memiliki jasa dalam bidang pendidikan. Di sisi lainnya pun ada gambar aktivitas anak-anak sedang belajar.
Kembali ke Kejriwal, pernyataannya terjadi itu justru menimbulkan banyak kritikan di negaranya. Pernyataannya itu dicurigai untuk mendapatkan pemilih dari kaum Hindu menjelang pemilihan utama negara bagian.
Kejriwal sendiri merupakan pimpinan dari Partai Aam Aadmi (AAP). Partainya itu telah berkampanye secara ekstensif di negara bagian Gujarat, di mana itu merupakan wilayah yang dikuasai kubu Partai Bharatiya Janata (BJP).
“Kita perlu mengerahkan semua upaya untuk membangun ekonomi, membangun sekolah, rumah sakit, dan memperkuat infrastruktur kita. Tetapi upaya kita akan membuahkan hasil hanya ketika kita memiliki berkat Tuhan atas kita,” kata Kejriwal.
Menurutnya Dewi Lakshmi membawa kemakmuran dan Dewa Ganesha menghilangkan rintangan. Dia menegaskan bahwa dia tidak meminta semua uang kertas diubah, hanya untuk uang kertas baru yang mungkin akan diluncurkan ke depannya.
Pernyataannya itu mengundang cemoohan dari partai-partai politik di seluruh dunia. BJP nasionalis Hindu menyebutnya sebagai upaya AAP untuk menyembunyikan dirinya yang sebenarnya yakni anti-Hindu.
“Arvind Kejriwal melakukan drama politik untuk mengalihkan perhatian rakyat negara dari kelemahan pemerintah mereka dan pola pikir anti-Hindu partai,” kata juru bicara BJP Sambit Patra.
Di media sosial, banyak yang menuduh AAP munafik, dengan mengatakan bahwa partai itu berkuasa menjanjikan perombakan sistem politik dan fokus pada pembangunan. (hanoum/arrahmah.id)