JAKARTA (Arrahmah.id) – Ustadz Adi Hidayat (UAH) kembali angkat bicara terkait polemik nasab habaib yang kembali mengemuka di tengah masyarakat.
Melalui sebuah video yang diunggah di platform YouTube, UAH menegaskan bahwa perdebatan seputar nasab ini harus segera dihentikan demi menjaga persatuan umat.
“Polemik tentang nasab sampai saat ini belum juga berhenti, bahkan disayangkan melahirkan berbagai macam hal yang sangat tidak produktif,” ujar UAH dalam pernyataannya, Selasa (13/8/2024).
Ia menyoroti bagaimana konflik ini telah memicu perdebatan sengit di media sosial, hingga merembet ke dunia nyata dan memicu tindakan yang tidak diinginkan.
Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut menegaskan bahwa permasalahan nasab adalah isu yang sangat sensitif dalam Islam, dan menyelesaikannya memerlukan pendekatan yang benar-benar ilmiah dan terarah.
Ia menyarankan agar perdebatan ini tidak dilakukan di ruang publik yang dapat menimbulkan lebih banyak konflik, tetapi diselesaikan di forum yang tepat, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Mari kita bedakan persoalan nasab ini dengan persoalan perilaku. Kalau memang ada perilaku yang menyimpang, tempatkan itu pada persoalan etik dan moral yang perlu diperbaiki secara internal,” ujar UAH.
Penulis Kitab At-Taisir juga mengingatkan bahwa nasab memiliki kedudukan yang sangat penting dan harus dijaga dengan penuh kehormatan. Ia mengutip hadis yang menegaskan bahaya besar bagi siapa pun yang dengan sengaja memutuskan nasab yang sah atau mengaku-ngaku sebagai bagian dari nasab yang bukan miliknya.
UAH menekankan bahwa polemik yang berlarut-larut ini tidak akan memberikan manfaat, melainkan hanya akan merusak kerukunan umat. Oleh karena itu, ia menghimbau semua pihak untuk menghentikan perdebatan ini dan kembali fokus pada upaya islah serta perbaikan di kalangan umat.
“Mari kita isi nikmat persatuan ini dengan kerukunan, dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Ini saatnya bersatu untuk membangun bangsa, mengatasi berbagai persoalan yang ada, dan menjaga persatuan Indonesia,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)