ABU DHABI (Arrahmah.com) – Uni Emirat Arab mengkonfirmasi bahwa mereka menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat pada hari penuh terakhir mantan Presiden Donald Trump untuk membeli hingga 50 jet F-35, 18 drone bersenjata, dan peralatan pertahanan lainnya dalam kesepakatan senilai $ 23 miliar, Reuters melaporkan, dilansir MEMO, Minggu (24/1/2021).
Kedutaan UEA di Washington mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya bahwa surat perjanjian telah diselesaikan pada Selasa (19/1) mengkonfirmasikan persyaratan pembelian, termasuk biaya, spesifikasi teknis, dan jadwal pengiriman.
Reuters pertama kali melaporkan berita tersebut pada Rabu (20/1).
Kesepakatan itu, bagaimanapun, sekarang dapat ditinjau karena pemerintahan Biden yang baru mengatakan akan memeriksa kembali perjanjian untuk penjualan tersebut, yang menurut pemerintahan Trump telah mendukung kebijakan luar negeri AS dan tujuan keamanan nasional dengan mengizinkan UEA untuk mencegah “ancaman Iran”.
UEA, sekutu dekat AS, telah lama menyatakan minatnya untuk memperoleh jet F-35 siluman buatan Lockheed Martin dan dijanjikan kesempatan untuk membelinya dalam kesepakatan sampingan ketika sepakat untuk menormalisasi hubungan dengan “Israel” Agustus lalu.
Kedutaan mengatakan kontrak tersebut mencakup sebanyak 50 pesawat tempur F-35A senilai $ 10,4 miliar, 18 drone MQ-9B senilai $ 2,97 miliar, dan berbagai amunisi senilai $ 10 miliar.
Namun demikian, kedutaan tidak menyebutkan tanggal pengiriman final dalam negeri untuk jet F-35, tetapi orang-orang yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa proposal awal yang dikirim ke UEA mengatakan 2027.
Pada bulan Desember, Senat AS menolak upaya untuk memblokir transaksi yang menurut penentangnya dilakukan dengan terburu-buru tanpa jaminan yang memadai bahwa peralatan tersebut tidak akan jatuh ke tangan yang salah atau memicu ketidakstabilan di Timur Tengah.
Pernyataan kedutaan mengatakan negara Teluk Arab berkomitmen untuk menurunkan eskalasi di wilayah tersebut dan bahwa paket pertahanan meningkatkan interoperabilitas militer AS-UEA.
Dikatakan bahwa transaksi itu juga “konsisten dengan Strategi Pertahanan Nasional bipartisan AS yang memungkinkan para mitra untuk mengambil tanggung jawab lebih besar atas keamanan mereka sendiri dan kolektif di Timur Tengah”.
UEA mengatakan pada Kamis (22/1) bahwa mereka berharap untuk bekerja dengan pemerintahan Presiden Joe Biden. (Althaf/arrahmah.com)