(Arrahmah.com) – Sebuah badan persatuan ulama Muslim sedunia memprotes keputusan Uni Emirat Arab (UAE) yang memasukkan organisasi tersebut ke dalam daftar “kelompok teroris.”
Pencantuman perhimpunan tersebut “tidak berdasarkan analisa atau investigasi apapun, baik itu hukum, logis ataupun rasional,” kata pernyataan Persatuan Ulama Muslim Sedunia (IUMS), menurut laporan Reuters pada Senin (17/11/2014).
“Perhimpunan ini menunjukkan keheranan yang sangat dan lengkap atas pencantuman oleh UAE di antara kelompok ‘teroris’ dan menolak sepenuhnya penggambaran ini,” kata pernyataan IUMS, yang ditandatangani oleh Syaikh Yusuf Qardhawi.
Pada Sabtu (15/11), pemerintah UAE merilis daftar kelompok “teroris” baru yang mencantumkan 83 organisasi Muslim.
Ikhwanul Muslimin UAE, Al-Islah (atau Da’wat Al-Islah), dan Fatah al-Islam (Lebanon) adalah yang paling atas dalam daftar tersebut.
Beberapa kelompok jihad senior juga masuk dalam daftar tersebut, seperti Al-Qaeda, Harakah Al-Shabaab Al-Mujahidin Somalia, Imarah Islam Kaukasus, dan Taliban Pakistan dan Afghanistan.
IUMS, sebagai wadah persatuan ulama, juga tak luput dari daftar tersebut. Selain itu, organisasi-organisasi dakwah di Eropa dan Amerika juga dicatat dalam daftar itu, seperti Federation of Islamic Organizations in Eropa, Islamic Relief, a badan amal Islam yang terdaftar resmi di Inggris yang bekerjasama dengan pemerintah Inggris, Muslim Association of Britain, Associazione Musulmani Italiani (Asosiasi Muslim Italia), Council on American-Islamic Relations (CAIR), Muslim American Society, dan lain-lain.
Bersama dengan Syaikh Yusuf Al-Qaradawi, ulama Maroko Dr. Ahmad Raissouni, wakil presiden IUMS, juga termasuk dalam daftar “teror.”
Daftar “teroris” yang dibuat UAE ini menyisakan tanda tanya besar di benak kaum Muslimin, khususnya para ulama, bahwa ada motif tertentu di balik pencantuman ini. (siraaj/arrahmah.com)