MOSKOW (Arrahmah.com) – Sebuah saluran televisi Rusia memberi tahu para pemirsanya tentang bagaimana mempersiapkan tempat berlindung dari bom di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perang dengan AS.
Ketakutan terhadap perang semakin tinggi ketika Presiden AS Donald Trump mendesak Rusia untuk bersiap-siap atas serangan rudal ke Suriah.
Ancaman konflik mendorong salah satu televisi negara Rusia Rossiya-24 menyiarkan sebuah acara yang menjelaskan bagaimana cara terbaik dalam menyiapkan tempat berlindung dari bom nuklir untuk perang yang dahsyat atau yang disebutnya sebagai armageddon.
Ketegangan mulai tinggi saat AS nampak menyerang Suriah atas penggunaan senjata kimia pada warga sipil, sementara Rusia berjanji untuk membela sekutunya Bashar al-Assad.
Serangan militer diyakini akan segera terjadi, dimana kapal perang dan pesawat tempur AS bersama sekutu Perancis dan Inggris mereka semua telah mengintai di Mediterania, siap menyerang.
Penyiar TV Rusia itu mengatakan: “Jika beberapa orang telah menyerah pada kepanikan, dan memutuskan untuk menghabiskan semua tabungan mereka untuk membeli alat-alat untuk bertahan hidup, kami akan menjelaskan kepada Anda bagaimana agar tidak membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak Anda butuhkan.”
Penyiar TV itu menjelaskan aturan pertama yang harus dilakukan agar bisa bertahan hidup di bunker nuklir, yaitu dengan menyediakan “lebih sedikit makanan yang manis, dan menyediakan lebih banyak air”.
Daging kaleng dapat disimpan hingga lima tahun, beras dapat disimpan selama delapan tahun, dan gandum selama tiga tahun, jelas presenter itu.
Sebaiknya tidak membawa pasta ke dalam bunker karena bisa menjadi basah dan cepat membusuk, lanjutnya.
“Semua coklat, permen dan susu kental harus ditinggalkan. Glukosa adalah sumber energi yang tak tertandingi, tetapi makanan manis akan membuat Anda haus, dan air akan menjadi sumber daya paling berharga bagi penghuni bunker.”
Pakar survival darurat Eduard Khalilov juga menjelaskan kepada stasiun berita tersebut tentang pentingnya memiliki banyak air.
Dia mengatakan, orang hanya bisa bertahan hingga tiga hari tanpa air, tetapi bisa bertahan hingga tiga minggu tanpa makanan.
Ketegangan telah melonjak dalam beberapa hari terakhir saat AS tampaknya memobilisasi untuk serangan terhadap Suriah.
Rezim Assad telah dikecam secara global karena melancarkan pengeboman di kota Douma yang dikuasai oposisi, membunuh puluhan orang termasuk anak-anak.
Rusia dan Suriah membantah serangan yang pernah terjadi, dan mengklaim bahwa itu adalah “berita palsu” dan bendera palsu agar bisa menyeret AS ke dalam perang.
Menteri Inggris juga telah melakukan pertemuan untuk membahas bergabung dengan AS dalam menyerang Suriah.
(ameera/arrahmah.com)