TEL AVIV (Arrahmah.com) – Dalam wawancara dengan Stasiun TV 2 Israel, jurnalis Israel Boaz Biesmot menyatakan bahwa Presiden Koalisi Oposisi Nasional Suriah, Moadz al-Khathib, adalah sekutu strategis bagi Israel dalam periode saat ini yang rawan, laporan kantor berita Daawah al-Haq pada Rabu (17/4/2013).
Menurut jurnalis Israel tersebut situasi yang saat ini terjadi di Suriah merupakan kesempatan emas untuk memunculkan tokoh-tokoh “representatif” sesungguhnya yang akan merealisasikan “perdamaian” sejati dengan Israel. Khususnya setelah Moadz al-Khatib beberapa hari yang lalu menegaskan dan menenangkan Barat bahwa mujahidin Al-Qaeda dan kelompok-kelompok jihad yang mendukungnya tidak mendapat sambutan dalam negeri Suriah.
Seperti diliput langsung oleh stasiun TV Al-Jazera, dalam Konferensi Islam dan Keadilan Transisi di Suriah yang digelar di Istambul, Turki pada 15 – 17 April 2013, Moadz al-Khatib sebagai Presiden Koalisi Oposisi Nasional menegaskan kepada AS, Barat dan dunia internasional bahwa rakyat Suriah menolak Al-Qaeda, Jabhah Nushrah, dan kelompok-kelompok jihad dari “luar” Suriah lainnya.
Penegasan itu disampaikan oleh Moadz al-Khatib setelah mujahidin Jabhah Nushrah pada Rabu (10/4/2013) lalu secara resmi mengumumkan pembai’atan Syaikh Aiman az-Zhawahiri dan Al-Qaeda.
Koalisi Oposisi Nasional Suriah (Syrian National Coalition, SNC) merupakan koalisi para politikus sekuleris, nasionalis dan demokratis Suriah. Koalisi ini dibentuk dalam konferensi gerakan oposisi di Dhoha, Qatar pada 11 November 2012, atas dukungan AS, Barat, dan Liga Arab. Konferensi koalisi mengangkat Moadz al-Khathib, mantan imam dan khatib masjid jami’ al-Umawi di Damaskus, sebagai presidennya dan Ghassan Hitto sebagai perdana mentrinya.
Koalisi Oposisi Nasional Suriah merepresentasikan tsuwaru al-fanadiq, gerakan revolusi dari hotel-hotel di Istambul. Koalisi ini mencita-citakan pemerintahan baru Suriah atas landasan nasionalisme, demokrasi Barat dan sekulerisme. Koalisi Oposisi Nasional Suriah telah diakui sebagai pemerintahan sementara Suriah yang sah di luar negeri oleh AS, Inggris, Perancis, Belgia, Italia, Jerman, Belanda, Norwegia, Australia, Denmark, Norwegia, Spanyol, Luxemburg, Malta, Turki, Liga Arab, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Oman.
Jabhah Nushrah sendiri adalah kelompok jihad Islam paling kuat dan menonjol di tengah revolusi rakyat Suriah. Kehadirannya telah diterima secara bulat oleh rakyat muslim Suriah. Terbukti saat beberapa bulan sebelumnya pemerintah Barack Obama memasukkan Jabhah Nushrah dalam daftar terbaru “teroris” internasional, seluruh rakyat Suriah menyatakan dukungannya kepada Jabhah Nushrah. Hampir seluruh wilayah Suriah menggelar aksi dukungan dengan mengusung pamflet-pamflet bertuliskan “kulluna Jabhah Nushrah“, kami semua adalah Jabhah Nushrah.
Dalam wawancara dengan Stasiun TV 2 Israel pada Selasa (16/4/2013), Biesmot mengatakan, “Sesungguhnya dialog dengan oposisi Suriah merupakan representasi dari sikap kita melaksanakan demokrasi yang sejati. Maka dalam kesempatan ini kita harus menguatkan hubungan-hubungan bersama kita dalam memerangi “terorisme” dan “kelompok-kelompok ekstrim” seperti Jabhah Nushrah dan Ahrar asy-Syam, yang berusaha menegakkan eksistensi Islam dan merealisasaikan tujuan-tujuan ekstrimnya di kawasan (Timur Tengah).”
Biesmot menambahkan bahwa Israel, “bekerja untuk meneguhkan kerja sama dan koalisi dengan setiap kekuatan demokratis, terutama dengan “Koalisi” guna menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah.”
Koalisi yang ia maksudkan adalah Koalisi Oposisi Nasional Suriah pimpinan Moadz al-Khatib.
Jurnalis Israel Biesmot menegaskan pentingnya Israel menggelar dialog dengan Perdana Mentri Koalisi Oposisi Nasional Suriah, Ghassan Hitto. Biesmot mengatakan, “Situasi yang saat ini terjadi (di Suriah) merupakan kesempatan untuk memunculkan tokoh-tokoh representatif untuk merealisasikan keamanan dan perdamaian di kawasan Timur Tengah.”
Moadz al-Khatib selaku Presiden Koalisi Oposisi Nasional Suriah yang hidup di Istambul telah melancarkan serangan-serangan pedas terhadap mujahidin di Suriah yang sedang memerangi rezim Nushairiyah Suriah. Khususnya terhadap Jabhah Nushrah dan Al-Qaeda. Al-Khatib juga melancarkan serangan pedas terhadap lembaga-lembaga pemerintahan dan pengadilan-pengadilan syariat yang didirikan oleh mujahidin Islam dan revolusioner Suriah di wilayah-wilayah Suriah yang telah mereka bebaskan dari kekuasaan rezim Nushairiyah Suriah. (muhibalmajdi/arrahmah.com)