ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah wawancara dengan TV “Israel” dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan yang sarat dengan propaganda Zionis.
Dalam sebuah wawancara dengan TV “Israel” Channel Two, Erdogan mengatakan kepada penyiar bahwa dia tidak bisa memojokkannya setelah penyiar TV itu menghujaninya dengan pertanyaan tidak logis yang sarat dengan propaganda Zionis.
Saat penyiar bertanya kepada Erdogan apakah ia bisa menjamin bahwa Hamas tidak akan menyalahgunakan pengangkatan blokade dan impor senjata, Erdogan berkata: “Israel” yang membuat dan mengimpor senjata mematikan.”
Dia juga menegaskan bahwa Hamas tidak memiliki senjata nuklir dan konvensional seperti yang dimiliki “Israel”.
“Israel memiliki senjata nuklir, Palestina tidak,” tegas Erdogan.
Penyiar “Israel” bertanya kepada Erdogan apakah dia sadar saat mengatakan bahwa tindakan pendudukan “Israel” yang membunuh dan melukai ribuan warga Palestina pada tahun 2014 adalah lebih barbar dari apa yang telah dilakukan Hitler terhadap orang-orang Yahudi, dimana perkataan tersebut, menurut sang penyiar, begitu mengejutkan kalangan Yahudi
Erdogan menjawab: “Saya sangat sadar.”
“Saya tidak setuju dengan apa yang Hitler lakukan dan saya juga tidak setuju dengan apa yang “Israel” lakukan di Gaza. Oleh karena itu, tidak ada tempat perbandingan untuk menyebut apa yang lebih barbar,” kata Erdogan.
Ketika pewawancara bertanya tentang “jasad” dua tentara “Israel” yang telah ditahan oleh Hamas dalam serangan besar-besaran “Israel” di Gaza pada tahun 2014, Erdogan mengatakan: “Israel memenjarakan ribuan orang Palestina.”
Namun, Erdogan mengatakan bahwa ia siap untuk menengahi pertukaran tawanan antara Hamas dan “Israel”.
Saat ditanya tentang tindakan keras “Israel” atas proses demokrasi Palestina karena “Israel” tidak menerima kemenangan Hamas dalam pemilu Palestina pada tahun 2006, Erdogan mengatakan bahwa Hamas bukanlah kelompok teroris dan Hamas bebas dipilih oleh rakyat Palestina.
Erdogan mengatakan bahwa Hamas datang dari kamp-kamp pengungsi Palestina dan Hamas harus menjadi bagian dari kesepakatan yang akan datang dengan Palestina.
(ameera/arrahmah.com)