WUHAN (Arrahmah.com) – Pemerinah Komunis Cina berusaha mengalihkan perhatian publik dari kegagalan pemerintah dalam menangani wabah corona dengan menyebarkan staf medis etnis minoritas Uighur dari Xinjiang untuk menari bagi pasien yang terinfeksi coronavirus baru (COVID-19), kata anggota komunitas pengasingan Uighur.
Pada Rabu (12/2/2020), sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan seorang etnis Kazakh bernama Bargul Tolheng mengajarkan sebuah tarian tradisional Uighur di tengah pasien terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Fang Cang yang berada di kota Wuhan, tempat episentrum virus.
Meskipun Tolheng, yang menurut jaringan resmi Global Times berasal dari Rumah Sakit Kedua di Urumqi, mengenakan jas medis hazmat saat menari, namun hal itu tetap memicu kemarahan publik.
“Pemimpin kelompok kami mengatakan bahwa seamangat para pasien sangat rendah, dan hal itu tidak baik untuk pemulihan mereka,” kata Tolheng dalam sebuah laporan yang dikutip Global Times.
“Dia menyarankan agar aku melakukan tarian Xinjiang untuk menghibur mereka. Setelah selesai menari, banyak pasien mengobrol denganku dengan gembira dan bertanya padaku bagaimana aku bisa menggoyangkan leherku sambil mengenakan pakaian medis,” ungkapnya.
Tolheng merupakan salah satu dari 102 pekerja medis dari Xinjiang yang dikirim untuk membantu di Wuhan, di mana jumlah tersebut termasuk 21 etnis minoritas dan 31 anggota Partai Komunis Cina yang berkuasa.
Laporan itu mengatakan bahwa dia telah mengajukan diri untuk melakukan perjalanan ke Wuhan untuk membantu memerangi penyebaran virus, yang pada Jumat (14/2) telah menginfeksi sebanyak 64.460 orang di seluruh dunia dan 63.866 orang di Cina, dan menyebabkan lebih dari 1.500 orang meninggal.
Meskipun kantor berita RFA tidak dapat memverifikasi siapa yang pertama kali mengunggah video tersebut ke media sosial, namun media pemerintah juga menyebarkan video tersebut secara luas, hal ini menunjukkan bahwa video itu disetujui oleh pihak berwenang.
Berbicara kepada koresponden RFA pada Jumat (14/2), Dilxat Raxit, juru bicara World Uighur Congress (WUC) yang berbasis di Munich, menduga bahwa tarian yang dilakukan Tolheng sengaja diatur oleh pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik akan kegagalannya mengatasi virus pada tahap sebelumnya dan menyebabkannya menjadi wabah.
“Cina menyelenggarakan pertunjukan oleh tenaga medis Uighur dan Kazakh di rumah sakit di Wuhan untuk pasien yang terinfeksi virus corona dengan tujuan menangkis kemarahan orang-orang Cina atas kegagalan pemerintah untuk menahan dan mengendalikan penyebaran virus,” katanya.
“Pemerintah benar-benar mengabaikan risiko kesehatan yang dihadapi oleh personel medis Uighur dan Kazakh. Cina menggunakan mereka sebagai alat propaganda politik untuk meredakan kemarahan yang meningkat dari masyarakat luas,” imbuhnya.
Infeksi akibat virus corona pertama kali terjadi di kota Wuhan yang berada di provinsi Hubei pada Desember lalu. Pemerintah Cina berusaha untuk mengendalikan penyebaran virus tersebut dan berjanji akan menanggulangi masalah ini secepatnya, namun hingga kini korban akibat virus tersebut masih terus bertambah. (rafa/arrahmah.com)