JAKARTA (Arrahmah.com) – Pasca penutupan tiga lokalisasi prostitusi, pengurus cabang Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Blitar akan menjamin masa depan pendidikan anak-anak bekas penghuni lokalisasi di Kabupaten Blitar.
Setiap anak dari mantan PSK lokalisasi tersebut, PCNU akan mengupayakan yang bersangkutan hingga dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang setingkat sekolah menengah tingkat pertama (SLTP).
“Tentunya lembaga pendidikan yang ditawarkan adalah milik NU, seperti Maarif,” ujar Satkorcab Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten Blitar Imron Rosyadi kepada wartawan, Jumat (6/1) seperti dilansir okezone.
Jaminan pendidikan diberikan pengurus NU karena melihat penutupan lokalisasi berimbas kepada masa depan pendidikan dari anak-anak penghuni lokalisasi tersebut. “Dan itu sudah kita pikirkan jauh-jauh hari,” papar Imron.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan anggota banser NU ditambah ormas Islam lainya melakukan penutupan paksa di tiga lokalisasi. Setelah, sebelumnya sudah dilakukan penutupan secara resmi 8 Juni 2011 tidak dihiraukan penghuni lokalisasi.
Sehingga, seluruh aktivitas prostitusi di lokalisasi Poluhan, Desa Kendalrejo, Kecamatan Srengat, lokalisasi Tanggul, Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, dan lokalisi Ngreco, Kecamatan Selorejo berhenti total.
Tidak sedikit penghuni lokalisasi yang bekerja sambil membawa anak mereka. Anak-anak ini tidur, makan dan bertempat tinggal menjadi satu dengan ibu-ibu mereka. Mereka juga bersekolah lazimnya anak-anak pada umumnya.
Dari data yang diperoleh, jumlah anak yang berada di lingkungan kompleks pelacuran ini sekitar 35 jiwa. Mereka berada pada rentang usia 5-12 tahun. Menurut Imron, apa yang dilakukan ini sebagai solusi penutupan yang sejak awal disepakati oleh NU. “Artinya kita tidak hanya sekadar bersepakat menutup. Tapi juga memberikan jalan tengah bagi anak-anak ini,” pungkasnya.
Sementara KP3 WTS/PTS selaku lembaga penanggung jawab penutupan lokalisasi menyambut baik langkah yang diambil PCNU Kabupaten Blitar ini.
Wakil Ketua KP3 Hendi Budi Hyuantoro akan membantu dalam mengumpulkan data. Sebab, pasca penutupan ini, KP3 masih memiliki tanggung jawab untuk pembinaan. Karenanya kita melakukan pendataan ulang kembali PSK yang berasal dari Blitar. Dari situ kita akan tahu siap yang memiliki anak yang perlu mendapat bantuan pendidikan, ujarnya.
(bilal/arrahmah.com)