ANKARA (Arrahmah.id) — Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Turki bakal meluncurkan operasi militer baru di Suriah untuk mengamankan perbatasan selatan negara itu.
Seperti dilaporkan Associated Press (25/5/2022), Erdogan mengatakan tujuan operasi tersebut adalah mengembalikan upaya pembuatan zona aman sejauh 30 kilometer di dekat perbatasan Turki-Suriah.
“Kami secepatnya akan melakukan langkah baru untuk melanjutkan proyek yang kami mulai di zona aman sejauh 30 kilometer, yang kami buat di perbatasan selatan kami,” kata Erdogan.
“Target utama operasi ini merupakan area yang menjadi pusat serangan ke negara kami dan zona aman,” lanjut Erdogan, dikutip dari Reuters.
Erdogan sendiri tak memberikan detail lebih lanjut terkait operasi militer itu. Namun, ia mengatakan operasi itu bakal dimulai jika persiapan militer, badan keamanan, dan pasukan keamanan Turki sudah selesai.
Sebagaimana diberitakan Reuters, operasi tersebut kemungkinan bakal menargetkan wilayah utara Suriah.
Turki sendiri telah meluncurkan beberapa operasi militer sejak 2016 untuk menekan pergerakan Unit Pertahanan Masyarakat Kurdi (YPG). Sementara itu, YPG merupakan cabang dari Partai Buruh Kurdi (PKK).
YPG sempat menolong Pasukan Demokrasi Suriah (SDF). SDF merupakan koalisi yang dipimpin masyarakat Kurdi dan didukung oleh Amerika Serikat dan koalisi 84 negara untuk memberantas kelompok militan Islamic State (ISIS) sejak 2014.
Pernyataan Erdogan ini disampaikan kala Turki menolak bergabungnya Finlandia dan Swedia ke NATO. Turki menuduh kedua negara tersebut melindungi masyarakat yang terlibat dalam PKK dan melindungi ulama Turki yang dituding merencanakan kudeta Erdogan pada 2016. (hanoum/arrahmah.id)