ANKARA (Arrahmah.id) — Turki menuduh beberapa anggota NATO menginginkan perang di Ukraina terus berlangsung lebih lama demi melemahkan Rusia.
“Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada CNN dalam sebuah wawancara pada Rabu (20/4/2022).
“Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah,” papar Cavusoglu menambahkan.
Meski begitu, dikutip AFP, Cavusoglu tidak menyebut nama-nama negaranya yang ia klaim menginginkan perang di Ukraina berlangsung lebih lama.
Pernyataan itu diutarakan Cavusoglu ketika negosiasi antara Rusia dan Ukraina menemui jalan buntu setelah perundingan terakhir di Istanbul pada Maret lalu.
Moskow dan Kyiv pun saling menuding masing-masing memprovokasi situasi agar perundingan tak berjalan mulus.
Cavusoglu mengatakan Turki semula memperkirakan perang Rusia-Ukraina tidak akan berlangsung selama ini setelah pembicaraan damai di Istanbul.
“Tetapi setelah pertemuan para menteri luar negeri NATO, ada kesan bahwa…ada negara-negara anggota NATO yang ingin perang berlanjut, biarkan perang berlanjut dan Rusia semakin lemah,” kata Cavusoglu.
Delegasi Rusia-Ukraina melakukan terobosan saat berunding di Istanbul pada 29 Maret lalu. Selama pembicaraan, pejabat Ukraina mengisyaratkan kesiapan mereka untuk merundingkan “status netral” yang selama ini dituntut Rusia. Di saat bersamaan, Ukraina juga menuntut jaminan keamanan bagi negara mereka.
Rusia, sementara itu, berjanji untuk secara signifikan mengurangi kegiatan militernya terhadap sejumlah kota di Ukraina seperti Kyiv dan Chernihiv. Hal itu dilakukan Moskow untuk membangun kepercayaan Ukraina guna negosiasi di masa depan.
Sebagai salah satu mediator Rusia-Ukraina, Turki pun berencana menggelar pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky.
Dalam rangka hal itu, Cavusoglu mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terus berhubungan dengan Putin dan Zelenskyy.
“Presiden Erdogan akan berbicara dengan para pemimpin tersebut lagi dalam beberapa hari mendatang. Saya berbicara dengan (Menteri Luar Negeri Rusia Sergey) Lavrov hari ini dan dengan (Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro) Kuleba kemarin,” tambah Cavusoglu.
Pertemuan Putin-Zelenskyy di Turkiye masih dirundingkan, ucap Cavusoglu.
“Pada prinsipnya, mereka berdua mengatakan hal-hal positif tentang pertemuan ketika kondisinya cocok,” katanya seperti dikutip Anadolu.
Tuduhan Turki terkait beberapa anggota NATO ini muncul ketika Rusia masih menggempur Ukraina habis-habisan, terutama wilayah timur negara eks Uni Soviet itu.
Hampir dua bulan sudah Rusia menginvasi Ukraina. Alih-alih menghentikan gempuran, Rusia semakin intensif melakukan serangan di Ukraina timur, terutama daerah Donbas, Donetsk, Luhansk, hingga Mariupol dalam operasi yang mereka sebut sebagai ‘fase kedua perang’.
Ledakan terus terdengar setiap hari bahkan jam hingga korban jiwa terus berjatuhan, termasuk warga sipil dan anak-anak. (hanoum/arrahmah.id)