ISTANBUL(Arrahmah.com) – Turki pada hari Jumat (18/9/2020) menolak klaim pelanggaran hak asasi manusia di Suriah utara yang ditetapkan dalam laporan oleh Komisi Penyelidikan PBB.
“Kami dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar pelanggaran hak asasi manusia yang diklaim terhadap oposisi Suriah … dan tentang negara kami dalam kaitannya dengan mereka,” kata kementerian luar negeri Turki pada hari Jumat (18/9).
Pada hari Selasa (15/9), penyelidik kejahatan perang PBB mengatakan Turki harus mengendalikan pemberontak Suriah yang didukungnya di Suriah utara yang mungkin telah melakukan penculikan, penyiksaan, dan penjarahan properti sipil menyusul laporan yang mencakup paruh pertama tahun 2020.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan situasi hak asasi manusia di beberapa bagian Suriah utara sangat memprihatinkan dan meminta Turki untuk memastikan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di bawah kendali mereka berhenti.
“Saya mendesak Turki untuk segera meluncurkan penyelidikan yang tidak memihak, transparan, dan independen atas insiden yang telah kami verifikasi,” kata Bachelet.
Ankara juga menolak kritik tersebut dan menyebutnya tidak berdasar.
Ankara mendukung pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Suriah Bashar Asad yang didukung oleh Rusia dan Iran. Turki menguasai beberapa kota perbatasan utara dalam beberapa tahun terakhir dengan serangan lintas batas untuk mendorong kembali pejuang YPG Kurdi Suriah, yang dianggap Ankara sebagai kelompok teroris. (Althaf/arrahmah.com)