ANKARA (Arrahmah.com) – Turki pada Senin (14/3/2011) mengulangi oposisinya terhadap intervensi NATO di Libya, memperingatkan bahwa itu akan memicu konsekuensi yang berbahaya.
“Intervensi militer oleh NATO di Libya atau negara lain akan sangat kontra-produktif,” ujar Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam forum internasional seperti yang dilaporkan agen berita Anatolia.
“Selain menjadi kontra-produktif, operasi seperti itu bisa memiliki konsekuensi berbahaya.”
Turki, salah satu anggota NATO, menjelaskan bahwa 28 anggota aliansi dapat mengintervensi hanya ketika salah satu anggotanya diserang.
Presiden Abdullah Gul, menggemakan pernyataan Erdogan, mengatakan : “Intervensi NATO secara langsung di Libya di luar pertanyaan.”
“Penduduk, pemerintah dan oposisi di Libya tidak ingin kekuatan asing di negeri mereka,” ujar Gul.
Presiden menambahkan bahwa intervensi itu akan memerlukan resolusi PBB “dalam kerangka legitimasi internasional”.
Selama kunjungan ke Jerman pada bulan lalu, Erdogan mengatakan intervensi NATO di Libya akan menjadi “tak terpikirkan” dan “tak masuk akal”.
Dia juga menyatakan keberatannya untuk menerapkan sanksi pada Libya, mengatakan bahwa orang tak bersalah akan menderita dan menuduh kekuatan dunia membuat “perhitungan” atas minyak.
Pemimpin NATO, Anders Fogh Rasmussen mengatakan pada awal bulan ini bahwa aliansi tidak berniat untuk campur tangan di Libya yang kaya akan minyak, namun berencana untuk “segala kemungkinan”.
Dia menegaskan bahwa Dewan Keamanan PBB harus menyetujui tindakan militer di Libya termasuk penegakkan zona larangan terbang. (haninmazaya/arrahmah.com)