ANKARA (Arrahmah.com) – Pembatasan yang dilakukan oleh AS atas penjualan beberapa sistem senjata telah mendorong Turki untuk mengembangkan teknologi sendiri, ungkap kepala industri pertahanan Turki, Kamis (2/5/2016).
“Saya tidak ingin menjadi sarkastik tapi saya ingin mengucapkan terima kasih [kepada pemerintah AS] atas salah satu proyek yang tidak disetujui oleh AS karena hal itu memaksa kami untuk mengembangkan sistem kami sendiri,” menurut Ismail Demir yang berbicara selama diskusi panel di lembaga pemikir Dewan Atlantik.
Ketika Turki berupaya memerangi kelompok PKK serta menargetkan ISIS, Kongres Amerika telah menolak untuk menyetujui penjualan drone bersenjata dan amunisi-pemandunya kepada Turki yang merupakan sekutu NATO-nya.
Turki telah mengembangkan drone bersenjata yang sekarang digunakan dalam memerangi kelompok PKK dan ISIS, ungkap Demir.
Demir juga menekankan bahwa Turki tidak akan butuh lagi drone AS.
Dia menambahkan bahwa Turki telah mengembangkan amunisi pemandu sendiri dan lebih mengembangkannya lagi.
Memblokir penjualan senjata ke Turki tidak akan membuat Ankara mundur untuk tujuan keamanan nasional, Demir menegaskan.
Dia juga memperingatkan AS bahwa pemblokiran tersebut tidak akan produktif bagi hubungan strategis jangka panjang antara kedua sekutu itu.
“Dalam hal teknologi pertahanan, setelah kami membuat nya, maka kami akan mengembangkannya. Mungkin butuh waktu lebih lama bagi kami, tetapi kami akan memiliki itu,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa tujuan Turki adalah untuk menjadi lebih mandiri dalam pertahanan dan teknologi.
(ameera/arrahmah.com)