ANKARA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan pada Rabu (30/11/2016) bahwa negaranya tidak akan mentolerir setiap perubahan identitas kota Yerusalem, kantor berita Turki Anadolu melaporkan.
Di konferensi antar-parlemen “Al-Quds dan Tantangannya Saat Ini, yang diselenggarakan di Istanbul, Yildirim mengatakan bahwa Turki akan melawan semua praktik yang melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan.
“Pos pemeriksaan ditempatkan di dalam dan sekitar Al-Quds, membatasi kebebasan umat Muslim dan Kristen, melarang memasuki gereja dan masjid,” kata Yildirim.
Orang-orang dengan agama, bahasa, dan etnis yang berbeda hidup bersama-sama secara damai selama ratusan tahun di Yerusalem, tetapi menurut Yildirim kota itu sekarang sedang menghadapi bahaya yang sama sekali berbeda.
“Melindungi Al-Quds adalah melindungi masa lalu dan identitas kita,” kata Yildirim.
Perdana menteri itu kemudian mengkritik RUU “Israel” yang mengusulkan larangan penggunaan pengeras suara saat azan. Pelarangan itu menurutnya tidak bisa diterima.
RUU itu “menyinggung Islam dan kebebasan beribadah,” tambahnya.(fath/arrahmah.com)