ANKARA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa Turki tidak akan membiarkan warganya menyeberang ke Suriah untuk berperang melawan ISIS bersama Kurdi di Kobane.
“Kami tidak ingin warga negara kami berperang di Suriah dan kami mencoba untuk menghentikan orang-orang yang secara ilegal melintasi perbatasan,” kata Davutoglu kepada media selama konferensi pers di Kementerian Dalam Negeri pada Rabu (15/10/2014), sebagaimana dilansir oleh Hurriyet Daily News.
Davutoglu juga mengatakan warga Turki asal Kurdi yang tewas dalam pertempuran di Kobane, di mana bentrokan sengit telah berlangsung sejak ISIS pertama memulai upayanya untuk merebut kota itu sebulan lalu, membuatnya merasa “sedih.”
Namun, ia mengecam Selahattin Demirtas, ketua blok Kurdi-kiri dari Partai Demokrat Rakyat (HDP) atas pidatonya pekan ini yang mengatakan bahwa “puluhan ribu pemuda Kurdi” siap untuk melawan ISIS jika gerbang perbatasan Turki-Suriah ke Kobane dibuka.
“Jika ada warga Suriah yang ingin pergi ke Suriah untuk bertempur, gerbang perbatasan terbuka bagi mereka, bahkan jika mereka tidak ingin pergi,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa sekitar 300 anggota Partai Uni Demokratik Kurdi (PYD) baru-baru ini meletakkan senjata mereka di Suriah dan berlindung di Turki.
“Hanya sekelompok kecil dari mereka yang ingin menyeberangi perbatasan untuk memerangi ISIS, sedangkan mayoritas ingin tinggal dengan aman di Turki,” kata Davutoglu.
“Apa yang bisa kami lakukan? Apakah kami harus memaksa mereka untuk kembali?”
Perdana menteri itu juga menekankan bahwa Turki tidak akan pernah membiarkan pejuang asing melintasi perbatasannya, dan ia menekankan bahwa gerbang perbatasan Turki terbuka hanya untuk tujuan kemanusiaan.
(ameera/arrahmah.com)