ANKARA (Arrahmah.com) – Kepala pertahanan Turki mengatakan pada Ahad (29/12/2019) bahwa pasukannya tidak akan mengevakuasi 12 pos pengamatan mereka di Suriah barat laut, bahkan ketika serangan rezim Asad mendorong lebih dalam ke provinsi Idlib, kubu oposisi terakhir yang tersisa.
Turki, pendukung kuat beberapa faksi pejuang Suriah yang memerangi pasukan rezim Suriah pimpinan Bashar Asad, memiliki selusin pos pengamatan di provinsi Idlib, sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai tahun lalu dengan Rusia, pendukung utama Asad.
Pekan lalu, pasukan rezim mengepung sebuah pos pengamatan Turki di luar desa Surman, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, lansir Zaman Alwasl (29/12).
“Kami sama sekali tidak akan mengevakuasi atau meninggalkan 12 titik pengamatan di mana tentara kami dengan heroik dan penuh pengabdian memenuhi tugas mereka untuk memastikan gencatan senjata,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah.
“Kami akan terus tetap di sana.”
Akar juga meminta Rusia untuk menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan serangan rezim Suriah. Dia berbicara saat memeriksa pasukan di dekat perbatasan Turki dengan Suriah.
Setelah beberapa minggu dibombardir secara intensif, pasukan rezim melancarkan serangan darat ke bagian selatan dan timur provinsi Idlib bulan ini, memaksa puluhan ribu warga meninggalkan rumah mereka. Serangan berlanjut setelah gencatan senjata pada akhir Agustus runtuh. (haninmazaya/arrahmah.com)