ISTANBUL (Arrahmah.com) – Pemerintah Turki telah menahan lebih dari 2.000 orang dalam waktu kurang dari sepekan terkait dengan militansi dan percobaan kudeta tahun lalu, kementerian dalam negeri menyatakan pada Senin (20/3/2017).
Turki, yang menghadapi sejumlah ancaman keamanan, termasuk dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terlarang dan ISIS, juga telah melebar tindakan keras terhadap pendukung upaya kudeta bulan Juli yang berhasil digagalkan.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian dalam negeri mengatakan 2.063 orang telah ditahan untuk diinterogasi dalam seminggu terakhir.
Sebanyak 999 orang dicurigai memiliki hubungan dengan PKK, yang telah melakukan pemberontakan selama tiga dasawarsa terhadap pemerintah dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Turki dan Eropa.
Sekitar 966 lainnya ditahan karena diduga memiliki hubungan dengan ulama yang tinggal di AS, Fethullah Gulen, yang dituduh Ankara mendalangi kudeta pada bulan Juli tahun lalu. Gulen membantah keterlibatan apapun dan mengutuk kudeta tersebut.
Tujuh puluh orang yang ditahan diduga terkait dengan ISIS, sedangkan 28 lainnya ditahan karena tuduhan terkait dengan “kelompok sayap kiri”, kata kementerian itu.
Kementerian juga mengatakan 24 militan telah “dinetralkan” dalam operasi tersebut, dan 13 orang di antaranya tewas, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Menindaklanjuti upaya kudeta 15 Juli 2016, Turki telah menangkap lebih dari 40.000 orang dan memecat lebih dari 100.000 pejabat militer, layanan sipil dan sektor swasta. (althaf/arrahmah.com)