ANKARA (Arrahmah.com) – Penjaga pantai Turki telah menyelamatkan lebih dari 50.000 orang yang tenggelam saat mereka berusaha untuk menyeberang ke pulau-pulau Yunani sejak awal krisis pengungsi Suriah, wakil perdana menteri Turki, Numan Kurtulmus, mengatakan pada Jum’at (18/9/2015). Ia mendesak negara-negara Eropa untuk menunjukkan “uluran tangan”, sebagaimana dilansir oleh Middle East Eye.
Numan Kurtulmus juga mengatakan bahwa Turki telah menghabiskan dana sekitar $ 7.6 miliyar untuk membantu sebanyak 2,2 juta pengungsi yang ditampung oleh Turki saat ini. Ia menyerukan pembentukan zona aman di Suriah utara untuk meringankan krisis pengungsi, dimana telah diketahui bahwa sebanyak ribuan orang yang melarikan diri dari konflik mencoba untuk melakukan perjalanan dari Turki ke negara-negara Uni Eropa untuk mencari suaka.
“Unit penjaga pantai Turki telah menyelamatkan 53.228 pengungsi dari tenggelam dan 274 telah kehilangan nyawa mereka,” kata Kurtulmus pada Rapat Koordinasi Suriah di Ankara, menurut surat kabar Sabah.
“Setiap hari, perahu yang membawa pengungsi menyeberangi Laut Mediterania tenggelam. Kapal-kapal itu tenggelam dan ribuan orang terlantar di laut. Sayangnya, banyak dari mereka yang harus kehilangan nyawa,”
Menyerukan pembentukan zona aman, ia menambahkan: “Ini adalah fakta yang sangat diperlukan bagi orang Suriah untuk menetap di wilayah yang aman di negara mereka. Kami mencoba untuk membuat kebijakan yang diperlukan bersama dengan masyarakat internasional untuk menguji zona aman itu.”
Kurtulmus mengatakan bahwa ribuan pengungsi yang melakukan perjalanan ke stasiun bis utama di Istanbul dan ke kota Edirne dekat perbatasan Yunani dan Bulgaria telah diyakinkan untuk kembali ke kamp-kamp mereka, dan Turki akan meminta kepada negara-negara Eropa untuk menunjukkan “uluran tangan” dengan mengumumkan berapa banyak pengungsi yang akan mereka terima.
Dia mengatakan bahwa para pengungsi itu kemudian bisa diangkut dengan pesawat, bukannya dibiarkan terlantar di dekat perbatasan.
“Yang menjadi perhatian utama kami adalah bayi dan anak-anak, karena mereka berada dalam kondisi yang menyedihkan. Jika negara-negara Eropa mengumumkan berapa banyak pengungsi yang akan mereka terima, kami siap untuk mengirim orang-orang itu ke sana,” katanya.
Usulan Turki untuk membawa pengungsi dengan pesawat ke negara-negara tujuan di Eropa dinilai lebih bisa mengurangi penderitaan para pengungsi, karena mereka tidak harus melalui perjalanan berbahaya untuk mencapai Eropa. Mereka juga tidak harus berhadapan dengan polisi perbatasan yang menyebabkan mereka mengalami penangkapan dan juga perlakukan kasar.
Dursun Ali Sahin, gubernur provinsi Erdine, pada Kamis (17/9) mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa ratusan pengungsi yang telah berkemah di stasiun bus Edirne diberikan jangka waktu sampai akhir pekan untuk kembali ke kamp-kamp mereka di Turki selatan.
“Mereka harus pergi dari sini besok dan lusa,” katanya. “Para pengungsi telah salah informasi tentang migrasi ke negara-negara Eropa, sehingga mereka datang ke Edirne. Jika mereka tinggal di Edirne mereka akan mencoba untuk mencapai Yunani atau Bulgaria. Kita tidak bisa mengizinkan mereka untuk tinggal di sini.”
(ameera/arrahmah.com)