ANKARA (Arrahmah.id) — Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki pada Kamis (3/2/2022) malam menyerukan untuk memerangi semua kelompok militan tanpa diskriminasi dan menegaskan bermitra dengan satu organisasi yang dicap teroris dalam memerangi yang lainnya tidak dapat diterima.
Dilansir Anadolu Agency (4/2), Tanju Bilgic mengeluarkan pernyataan tersebut menyusul pembunuhan pemimpin Islamic State (ISIS) dalam serangan Kamis pagi di barat laut Suriah oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS).
Sikap tegas dan kontribusi Turki dalam perang melawan kelompok militan ISIS sudah terbukti, kata Bilgic.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato pada Kamis tentang operasi kontraterorisme yang mengakibatkan tewasnya pemimpin ISIS, Abu Ibrahim al Hashimi al Qurayshi.
Memperhatikan bahwa Turki memainkan peran aktif dalam perang melawan ISIS, Bilgic menekankan bahwa semua kelompok yang dicap teroris harus diperangi tanpa diskriminasi, termasuk ISIS, PKK/YPG/PYD, dan Organisasi Teroris Fetullah ( FETO), yang mengatur kudeta gagal pada 15 Juli 2016 di Turki.
Turki adalah salah satu negara pertama yang menyatakan ISIS sebagai kelompok teroris. Turki telah diserang oleh militan ISIS beberapa kali, dengan setidaknya 10 bom bunuh diri, tujuh serangan bom dan empat serangan bersenjata, menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.
Sebagai tanggapan, Turki meluncurkan operasi anti-teror di dalam dan luar negeri untuk mencegah serangan lebih lanjut.
Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa – telah bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah. (hanoum/arrahmah.id)