ANKARA (Arrahmah.id) — Pemerintah Turki menemukan kejanggalan dari helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kejanggalan itu diungkapkan usai helikopter tersebut dinyatakan jatuh dan menewaskan pimpinan Iran pada Ahad (19/5/2024).
Dilansir The Guardian (21/5), Menteri Transportasi Turki, Abdulkadir Uraloğlu, mengatakan kepada wartawan bahwa setelah mendengar berita kecelakaan itu, pihak berwenang Turki telah memeriksa sinyal dari transponder helikopter yang menyiarkan informasi ketinggian dan lokasi.
Helikopter diduga tidak dilengkapi transponder atau dimatikan. Hal itu menurut penyelidikan awal oleh kelompok penyelamat Turki yang menemukan puing-puing tersebut.
“Tapi sayangnya, [menurut kami] kemungkinan besar sistem transponder dimatikan atau helikopter tidak memilikinya,” ujarnya.
Diketahui helikopter lepas landas dengan latar belakang pegunungan dan kendaraan parkir di bawahnya
Sebelumnya juga terungkap bahwa pemerintah Iran telah didesak dalam sebuah memo oleh para pejabat untuk membeli dua helikopter Rusia untuk para pemimpinnya di tengah kekhawatiran atas pemeliharaan armada helikopternya yang sudah tua.
Sementara Mantan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyalahkan sanksi Amerika Serikat atas kecelakaan helikopter yang ditumpangi Raisi.
Kata Javad, Amerika Serikat telah mempersulit pembelian suku cadang armada. Hal itu membuat pemerintah Iran sulit melakukan perawatan pada armada militer mereka.
Sehingga dia menambahkan bahwa kecelakaan itu akan “dicatat dalam daftar hitam kejahatan Amerika terhadap bangsa Iran”.
Diketahui Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter yang terjadi pada Ahad (19/5).
Penumpang helikopter termasuk Presiden Iran, Ebrahim Raisi; Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian; Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Iran, Malek Rahmati; Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem, perwakilan Pemimpin Revolusi untuk provinsi Azarbaijan Timur; dan beberapa orang lainnya.
Belum genap sebulan Raisi tewas, Presiden Iran itu sempat melakukan perlawanan terhadap Israel.
Bahkan Raisi termasuk salah satu Kepala Negara yang kerap mengeluarkan pernyataan tegas terhadap Israel.
Misalnya saja, pada Rabu (24/4) Presiden Raisi memperingatkan Israel dengan pernyataan keras.
Raisi mengancam Israel apabila nekat menyerang Iran.
“Jika Israel melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda dan mungkin tidak akan ada lagi yang tersisa dari rezim Zionis,” tegas Presiden Raisi dalam peringatannya.
Selain itu pada 13 April lalu, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertama terhadap negara Yahudi tersebut.
Serangan Teheran itu dimaksudkan membalas serangan mematikan terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu, yang diyakini didalangi Tel Aviv.
Dari serangan tersebut, hubungan Iran dan Israel pun memanas hingga akhirnya Raisi dikabarkan tewas karena kecelakaan helikopter.
Namun demikian, hingga saat ini otoritas Iran belum memberitahukan penyebab kecelakaan helikopter yang ditumpangi oleh Raisi. (hanoum/arrahmah.id)