ANKARA (Arrahmah.id) — Turki melaporkan lebih dari 30.000 warga Suriah telah kembali ke kampung halaman mereka sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya menyampaikan, angka ini mencakup 30.663 orang yang telah kembali, dengan sekitar 30 persen di antaranya lahir di Turki.
Dilansir Al Jazeera dan Al Mayadeen (28/12/2024), Yerlikaya mengungkapkan angka tersebut dalam wawancara dengan saluran berita lokal TGRT pada Jumat (28/12).
Pada kesempatan tersebut, ia juga menambahkan bahwa warga Suriah yang kembali dapat keluar-masuk Turki hingga tiga kali pada paruh pertama tahun 2025.
Sementara itu, dalam negeri, pada Jumat (27/12), warga Suriah di Turki berunjuk rasa untuk memperingati para korban rezim al-Assad dan perang saudara yang telah berlangsung selama 13 tahun.
Sejak perang dimulai pada 2011, jutaan orang meninggalkan Suriah, tetapi dengan jatuhnya al-Assad, kini banyak yang berharap dapat kembali.
Turki telah membuka pintu bagi pengungsi yang kembali dengan membuka konsulat jenderalnya di Aleppo.
Kedutaan besar Turki di Damaskus juga dibuka kembali pada 14 Desember 2024.
Pembukaan kedutaan tersebut terjadi enam hari setelah al-Assad digulingkan oleh kelompok oposisi Hai’ah Tahrir Syam (HTS).
Pemerintah Turki juga akan membuka kantor manajemen migrasi di Aleppo, tempat sebagian besar pengungsi yang tinggal di Turki berasal.
Di samping itu, mereka juga akan memberikan izin kepada pengungsi Suriah untuk kembali ke Suriah dan meninggalkan Turki sebanyak tiga kali dalam waktu yang ditentukan.
Dengan langkah ini, Turki berharap dapat memperbaiki kondisi kehidupan bagi pengungsi Suriah yang telah lama berada di Turki.
Selain itu, Turki juga berupaya memfasilitasi pemulihan wilayah yang kini telah jatuh ke tangan oposisi.
Hal ini terjadi setelah perang di Suriah yang berlangsung cukup lama. (hanoum/arrahmah.id)