ANKARA (Arrahmah.id) – Turki membantah tuduhan kolaborasi militer dengan “Israel” setelah beberapa media mengklaim negara tersebut terus mengekspor bubuk mesiu, senjata, dan amunisi ke negara tersebut.
Majalah online The Cradle menyebutkan laporan dari Trading Economics bahwa pada Januari, negara tersebut mengekspor hampir $319 juta barang ke “Israel” termasuk logam mulia, bahan kimia, insektisida, suku cadang reaktor nuklir, bubuk mesiu, bahan peledak, suku cadang pesawat terbang, serta senjata dan amunisi.
Harian Karar melaporkan bahwa aktivitas perdagangan Turki dengan “Israel” terutama didorong oleh perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan Asosiasi Industrialis dan Pengusaha Independen (MUSIAD), yang dikenal mendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan namun klaim ini telah dibantah keras oleh Ankara.
“Republik Turki, yang selalu mendukung Palestina, tidak mungkin melakukan atau terlibat dalam aktivitas apa pun yang akan merugikan Palestina,” kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan di X.
“Kementerian Pertahanan Nasional tidak memiliki aktivitas apa pun dengan “Israel”, termasuk pelatihan militer, latihan, dan kerja sama industri pertahanan.”
Kementerian mencatat bahwa perang “Israel” di Gaza telah menargetkan rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, kamp pengungsi dan warga sipil.
Pusat Penanggulangan Disinformasi Direktorat Komunikasi Turki (TCDCCD) juga membantah tuduhan tersebut dengan memeriksa unggahan media sosial.
“Produk-produk yang termasuk dalam daftar dugaan ekspor pasal 93 bukanlah senjata perang dan amunisi, melainkan suku cadang dan aksesori senapan yang tidak beralur, serta peralatan memancing yang digunakan untuk keperluan individu seperti olah raga dan berburu,” kata TCDCCD di X. Produk-produk yang diekspor di bawah militer kategori barang adalah “bahan bakar gel dan cairan korek api” di bab ke-36 daftar ekspor.
The claim in some media outlets that "Türkiye continues to export gunpowder, weapons, and ammunition to Israel" is not true.
It is not possible for the Republic of Türkiye, which has always stood by the just cause of Palestine, to engage in any activity that would harm the… pic.twitter.com/bQybyWhwlQ
— Dezenformasyonla Mücadele Merkezi (@dmmiletisim) March 26, 2024
Organisasi tersebut juga memasukkan data dari Institut Statistik Turki (TURKSTAT), yang mengatakan tidak ada ekspor senapan untuk keperluan olahraga dan berburu sejak Mei 2023, yang angkanya masih rendah.
Öyküm Hüma Keskin, Pemeriksa Fakta untuk Teyit Hakkında – salah satu lembaga pengecekan fakta independen utama di Turki – mengatakan bahwa klaim laporan data ekspor itu palsu adalah tidak benar.
“Saat kami memeriksa tabel ini, kami mengonfirmasi bahwa dalam tiga bulan pertama 2024, ekspor dilakukan ke “Israel” dengan judul ‘bubuk mesiu dan bahan peledak’ (Bab 36) dan dengan judul ‘senjata dan bahan peledak’ (Bab 93) adalah ‘peralatan berburu dan memancing’,” kata Hüma Keskin.
Siaran pers Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa barang-barang yang dijual dengan kategori ‘bubuk mesiu dan bahan peledak’ termasuk ‘gel dan cairan korek api’, sedangkan yang termasuk dalam ‘senjata dan bahan peledak’ adalah ‘peralatan berburu dan memancing’.
“Kami tidak dapat mengakses informasi dari sumber terbuka, seperti perusahaan mana yang mengirimkan barang apa kepada siapa dalam kategori tersebut. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengonfirmasi barang tersebut melalui sumber terbuka,” tambah pemeriksa fakta.
“Data yang dibagikan di media sosial hanya mencakup tiga bulan pertama 2024, dan ini menunjukkan bahwa perdagangan dengan “Israel” terus berlanjut. Turki saat ini tidak menerapkan embargo, jadi perdagangan tersebut bukan rahasia.”
Turki yang merupakan anggota NATO mengecam “Israel” atas perangnya di Gaza, dengan Erdogan menyebut Hamas sebagai kelompok pembebasan dan bukan “organisasi teroris” dan Ankara memanggil kembali duta besarnya untuk “Israel”.
Turki dan “Israel” selama beberapa dekade telah berkolaborasi dalam masalah keamanan, namun di bawah kepemimpinan Erdogan, kedua negara memiliki hubungan yang renggang karena dukungan Erdogan terhadap perjuangan Palestina dan pelanggaran yang terus dilakukan “Israel” terhadap warga Palestina.
Hubungan menjadi sangat tegang setelah serangan armada Gaza pada 2010 ketika pasukan komando “Israel” membunuh sembilan aktivis Turki pro-Palestina. Anggota armada lainnya meninggal di rumah sakit setelah empat tahun koma. (zarahamala/arrahmah.id)