ANKARA (Arrahmah.com) – Turki dan Iran memiliki kebijakan yang berbeda mengenai perang di Suriah. Iran sangat mendukung Presiden Suriah Bashar Asad sementara Turki menyerukan kepada Asad untuk mundur dan mengutuk pembantaian yang dilancarkan rezimnya terhadap oposisi dan warga sipil.
Dengan didukung serangan udara Rusia, tentara yang setia kepada tentara rezim Suriah, pasukan Iran serta pasukan Hizbullah sedang mempersiapkan serangan darat untuk menyerang pasukan oposisi di Aleppo, ungkap dua pejabat daerah senior yang mengetahui rencana itu, pekan lalu.
Turki dan Iran memiliki kebijakan yang bertentangan mengenai situasi di Irak dan Yaman. Ankara telah menyuarakan keprihatinan atas kehadiran komandan Iran di Irak yang memimpin pasukan keamanan Irak serta milisi Syiah yang didukung Iran.
Ratusan tentara Iran sudah mulai dikerahkan di bagian utara dan pusat Suriah, yang secara dramatis meningkatkan keterlibatan Tehran dalam perang Suriah. Mereka bergabung dengan milisi Hizbullah dalam serangan ambisius untuk merebut daerah-daerah penting dari tangan kelopok oposisi di tengah serangan udara yang dilancarkan Rusia, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan .
Kedatangan mereka dipastikan untuk lebih mengintensifkan perang di Suriah, yang telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 orang. Kedatangan mereka juga akan meningkatkan tekanan pada kelompok oposisi, dan bisa mendorong lebih banyak warga sipil keluar dari negara itu, dan berpotensi menciptakan gelombang baru pengungsi.
Seorang pejabat, yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang rincian operasional di Suriah, mengatakan bahwa Garda Revolusi Iran di Suriah, yang saat ini berjumlah sekitar 1.500 dan mulai berdatangan setelah serangan udara Rusia, telah meningkat jumlahnya. Kelompok Hizbullah yang didukung Iran juga telah mengirimkan gelombang baru milisi ke Suriah.
Para pejabat Iran dan Suriah telah lama mengakui bahwa Iran memiliki penasihat dan ahli militer di Suriah, namun menyangkal adanya pasukan darat. Pernyataan yang dirilis pada Rabu merupakan konfirmasi pertama dari pejuang Iran atas keterlibatan mereka dalam operasi tempur di Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga melaporkan bahwa pasukan Iran mulai berdatangan dan diangkut ke sebuah pangkalan militer di kota pesisir Latakia.
Setidaknya dua komandan senior Iran tewas di Suriah dalam beberapa hari terakhir, termasuk Jenderal Hossein Hamedani, seorang komandan senior Garda Revolusi, yang tewas pada 8 Oktober di dekat Aleppo.
(ameera/arrahmah.com)