ANTALYA (Arrahmah.id) – Turki mengatakan Rusia dan Ukraina membuat kemajuan dalam negosiasi mereka untuk menghentikan perang dan kedua belah pihak “mendekati kesepakatan”.
Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dengan Presiden Vladimir Putin menyebut tindakan negaranya sebagai “operasi khusus” yang dimaksudkan untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membersihkannya dari apa yang diklaimnya sebagai nasionalis berbahaya. Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan pilihan perang agresif.
“Tentu saja, bukan hal yang mudah untuk berdamai saat perang sedang berlangsung, sementara warga sipil terbunuh, tetapi kami ingin mengatakan bahwa momentum masih diperoleh,” kata menteri luar negeri Mevlut Cavusoglu dalam komentar langsung dari Provinsi Antalya di Turki selatan pada Ahad (20/3/2022), lansir Al Jazeera.
“Kami melihat bahwa pihak-pihak hampir mencapai kesepakatan.”
Cavusoglu mengatakan Turki telah melakukan kontak dengan tim perunding dari kedua negara tetapi dia menolak untuk membocorkan rincian pembicaraan karena “kami memainkan peran mediator dan fasilitator yang jujur.”
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Hurriyet, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan kedua pihak sedang merundingkan enam poin: netralitas Ukraina, perlucutan senjata dan jaminan keamanan, yang disebut “de-Nazifikasi”, penghapusan hambatan penggunaan bahasa Rusia di Ukraina, status republik yang memisahkan diri di wilayah Donbas dan status Krimea yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.
Ukraina dan Barat telah menolak referensi Rusia untuk “neo-Nazi” dalam kepemimpinan Ukraina yang dipilih secara demokratis sebagai propaganda tak berdasar.
Menteri luar negeri Sergei Lavrov dari Rusia dan Dmytro Kuleba dari Ukraina bertemu di kota resor Turki Antalya awal bulan ini dengan Cavusoglu juga hadir. Diskusi-diskusi tersebut tidak membuahkan hasil yang konkrit.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali menyerukan perdamaian, mendesak Rusia untuk menerima pembicaraan “bermakna” untuk mengakhiri invasi.
“Inilah waktunya untuk bertemu, berbicara, waktu untuk memperbarui integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina,” katanya, dalam sebuah video yang diposting di media sosial, Sabtu.