ANKARA (Arrahmah.com) – Polisi di Istanbul menahan 12 akademisi, pengusaha, dan jurnalis yang sebagai bagian dari investigasi terhadap sebuah asosiasi yang dipimpin oleh seorang pengusaha dan aktivis terkemuka yang dipenjara, kantor berita Turki yang dikelola negara melaporkan Jumat (16/11/2018).
Anadolu Agency mengatakan profesor Betul Tanbay dan profesor Turgut Tarhanli dari universitas di Bosphorus dan Bilgi di Istanbul, serta jurnalis Cigdem Mater, termasuk di antara mereka yang ditahan dalam operasi serentak di kota itu.
Mereka diinterogasi tentang hubungan mereka dengan Asosiasi Budaya Anatolia yang didirikan oleh Osman Kavala, seorang pengusaha filantropis yang ditangkap setahun lalu sambil menunggu persidangan, dituduh melakukan upaya untuk “menghapus” perintah konstitusional dan pemerintah.
Menurut Anadolu, polisi sedang mencari delapan orang lain yang terkait dengan asosiasi itu yang mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan hak minoritas melalui budaya.
Sejak kudeta yang dilakukan pada tahun 2016, pemerintah Turki telah dituduh mencekik kebebasan berekspresi karena menangkap ribuan orang yang diklaim berhubungan dengan ulama yang berbasis di AS, Fethullah Gulen. Gulen dituduh Turki atas upaya kudeta gagal, serta kaitan dengan kelompok-kelompok teror.
Di bawah pimpinan Recep Tayyip Erdogan, Ankara telah ‘membersihkan’ lebih banyak orang dari lembaga-lembaga negara dan memenjarakan puluhan jurnalis.
Erdogan menyebut Kavala sebagai “Soros versi Turki”, nama yang mengacu kepada miliarder Amerika George Soros, pemiliki Yayasan Masyarakat Terbuka yan telah mendanai proyek pendidikan, kesehatan, keadilan dan media di seluruh dunia. Media pro-pemerintah di Turki menuduh Kavala terlibat dalam konspirasi anti-pemerintah.
Sebelas aktivis terkemuka, termasuk mantan ketua Amnesti Internasional Turki, ditangkap tahun lalu di hotel mereka di sebuah pulau di luar Istanbul saat pelatihan. Mereka akhirnya dibebaskan dari penjara sambil menunggu hasil persidangan atas tuduhan berasosiasi dengan kelompok-kelompok teror.
Secara terpisah pada Jumat (16/11), polisi menahan 86 orang, sebagian besar mantan personil Angkatan Udara, dalam operasi serentak di seluruh Turki dan mencari 100 orang lainnya karena diduga terkait dengan gerakan Gulen, Anadolu melaporkan.
Lebih dari 15.000 orang telah dibersihkan dari militer sejak kudeta, menteri pertahanan Turki mengatakan. (Althaf/arrahmah.com)