PARIS (Arrahmah.com) – Turki berjanji untuk tak lagi menghina Prancis dan Uni Eropa, meski relasi kedua pihak akan tetap rapuh, ungkap menteri luar negeri Prancis.
Ankara telah berulang kali berselisih paham dengan Paris terkait kebijakannya di Suriah, Libya, Mediterania timur, dan masalah lainnya, tetapi kedua anggota NATO itu mengatakan pada Februari bahwa mereka sedang berusaha untuk menormalkan hubungan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dengan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (2/3/2021) sebagai bagian dari upaya tersebut.
“Tidak ada lagi penghinaan dan bahasanya lebih meyakinkan,” kata Jean-Yves Le Drian pada sidang parlemen Selasa malam (2/3).
Dia menuturkan bahwa pemindahan kapal observasi Turki dari perairan Siprus di Mediterania timur dan Ankara yang menunjukkan keinginan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Yunani atas sengketa maritim yang sudah berlangsung lama adalah tanda-tanda positif.
“Inisiatif ini sangat rapuh, karena daftar ketidaksepakatan sangat panjang, tetapi kami ingin hubungan yang sehat dengan Turki,” lanjutnya menunjuk pada perbedaan atas Libya, Irak, dan Nagorno-Karabakh.
“Diperlukan tindakan dan kami akan dapat memposisikan diri saat tindakan tersebut dilakukan. Untuk saat ini hanya tindakan verbal,” pungkasnya. (Althaf/arrahmah.com)