ANKARA (Arrahmah.com) – Turki pada Sabtu (26/12/2020) mendesak Yunani untuk bertindak sesuai akal sehat dan bertanggung jawab, menanggapi Notice to Airmen (NOTAM) baru-baru ini yang dikeluarkan oleh Yunani untuk wilayah yang luas di Aegean dan Mediterania Timur, lapor Anadolu Agency.
“Kami melihat bahwa Yunani melanjutkan langkah provokatif dan eskalasi di kawasan itu,” kata Hami Aksoy, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, dalam sebuah pernyataan.
“Contoh terbaru adalah NOTAM yang diumumkan oleh Yunani yang menyatakan 15 wilayah latihan militer, termasuk pulau-pulau di bawah status demiliterisasi, yang memblokir seluruh Laut Aegea dan sebagian besar Mediterania Timur mulai dari 4 Januari hingga 26 Februari 2021,” ungkap Aksoy.
Dia mencatat bahwa posisi Turki sehubungan dengan menghidupkan kembali semua saluran dialog dengan Yunani, terutama pembicaraan eksplorasi, tanpa prasyarat apa pun tetap tidak berubah.
“Kami meminta Yunani untuk bertindak dengan akal sehat dan cara yang bertanggung jawab dengan memberikan kontribusi pada upaya kami untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas di kawasan dalam kerangka hubungan bertetangga yang baik,” tambah juru bicara itu.
Di tengah ketegangan baru-baru ini di kawasan itu, Yunani dan pemerintah Siprus Yunani telah meningkatkan tekanan mereka pada anggota UE lainnya untuk menjatuhkan sanksi kepada Turki selama KTT para pemimpin UE pada 11 Desember.
Turki, yang memiliki garis pantai kontinental terpanjang di Mediterania Timur, telah menolak klaim batas maritim Yunani dan pemerintahan Siprus Yunani, dan menekankan bahwa klaim yang berlebihan ini melanggar hak kedaulatan Turki dan Siprus Turki.
Ankara telah mengirim beberapa kapal bor dalam beberapa pekan terakhir untuk mengeksplorasi sumber daya energi di Mediterania Timur, menegaskan haknya sendiri di wilayah tersebut, serta hak milik Republik Turki Siprus Utara.
Para pemimpin Turki telah berulang kali menekankan bahwa Ankara mendukung penyelesaian semua masalah yang luar biasa di kawasan itu melalui hukum internasional, hubungan bertetangga yang baik, dialog, dan negosiasi. (Althaf/arrahmah.com)