ANKARA (Arrahmah.id) – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan menargetkan kelompok bersenjata Kurdi di dua kota Suriah utara dalam operasi militer yang akan datang.
“Kami mengambil langkah lain dalam membangun zona keamanan 30 kilometer di sepanjang perbatasan selatan kami. Kami akan membersihkan Tal Rifaat dan Manbij dari teroris”, katanya dalam pertemuan di parlemen, lansir Al Jazeera (1/6/2022).
Erdogan mengatakan pasukan Turki kemudian akan melanjutkan, “langkah demi langkah, ke wilayah lain”.
Kedua kota, yang terletak di sebelah barat Sungai Efrat, dikendalikan oleh kelompok bersenjata Kurdi Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Ankara menganggap YPG sebagai kelompok “teroris” dan mengatakan itu terkait dengan pejuang bersenjata domestik yang tergabung dalam Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang juga telah ditetapkan Turki sebagai organisasi “teroris”. PKK telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Turki sejak 1984, dan puluhan ribu orang tewas dalam konflik tersebut.
Pemerintah Turki menuduh YPG menyerang pasukan keamanan Turki di Suriah.
“Kami akan melihat siapa yang mendukung operasi keamanan yang sah yang dilakukan oleh Turki dan siapa yang mencoba untuk menentang mereka,” kata Erdogan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Turki terhadap operasi militer baru dan mendesak Ankara untuk tetap berpegang pada garis gencatan senjata yang ditetapkan pada 2019.
“Itu adalah sesuatu yang akan kami lawan,” kata Blinken pada konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
“Kekhawatiran yang kami miliki adalah bahwa setiap serangan baru akan merusak stabilitas regional (dan) memberikan peluang bagi aktor jahat untuk mengeksploitasi ketidakstabilan,” kata Blinken.
Turki telah meluncurkan tiga operasi militer ke Suriah utara sejak 2016, merebut daerah-daerah di sepanjang perbatasan dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk mengamankan perbatasannya dari ancaman dari ISIS dan YPG. (haninmazaya/arrahmah.id)