ANKARA (Arrahmah.id) – Turki telah mulai membangun 240.000 rumah untuk memukimkan kembali para pengungsi di wilayah utara Suriah yang dikuasai oposisi, sementara isu repatriasi menjadi sorotan utama dalam pemilihan presiden.
“Para pengungsi Suriah yang tinggal di Turki akan menetap di rumah-rumah tersebut, sebagai bagian dari pemulangan yang bermartabat, sukarela, dan aman,” ujar Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, saat peluncuran proyek tersebut di sebuah lapangan terbang yang sudah tidak terpakai di pinggiran kota Al-Ghandura, sebuah kota di wilayah Jarabulus, dekat perbatasan Turki, lansir Arab News (25/5/2023).
Para pekerja bangunan dengan alat berat telah mulai bekerja, dan proyek ini diharapkan akan selesai dalam waktu tiga tahun, kata Soylu.
Turki telah menawarkan perlindungan kepada lebih dari 3 juta orang yang melarikan diri dari kekerasan di Suriah sejak perang meletus di sana pada 2011. Sebagian besar dari mereka berstatus “perlindungan sementara”, membuat mereka rentan untuk dipulangkan secara paksa.
“Hingga saat ini, sudah ada 554.000 orang yang kembali secara sukarela,” kata Soylu. “Ada permintaan serius untuk pemulangan secara sukarela dan bermartabat ke daerah yang aman ini.”
Sentimen anti-pengungsi semakin meningkat di Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengeraskan sikapnya terhadap orang-orang yang mengungsi akibat perang saat ia berjuang untuk terpilih kembali.
Ia berjanji bulan ini untuk membangun 200.000 rumah di Suriah untuk memukimkan kembali satu juta pengungsi.
Pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu telah berjanji untuk “memulangkan semua pengungsi” jika ia menang pada Ahad lalu.
Erdogan mendukung upaya awal pemberontak untuk menggulingkan Bashar Asad, dan Ankara mempertahankan kehadiran militer di beberapa wilayah di Suriah utara yang membuat marah Damaskus.
Sejak 2016, Turki telah melakukan operasi darat secara berturut-turut untuk mengusir pasukan Kurdi dari daerah perbatasan Suriah utara.
Pasukannya dan proksi Suriah mereka mengendalikan beberapa bagian perbatasan, dan Erdogan telah lama berusaha untuk membangun “zona aman” sedalam 30 km di sepanjang perbatasan. (haninmazaya/arrahmah.id)