CANAKKALE (Arrahmah.id) – Turki pada Rabu (23/8/2023) menutup Selat Dardanelles yang sibuk untuk hari kedua guna membantu para petugas pemadam kebakaran mengisi air dan memadamkan api di dekat kota wisata Canakkale.
Para petugas tanggap darurat mengatakan bahwa mereka telah membuat kemajuan dalam mengatasi kebakaran yang pada Selasa menutupi tepi tujuan wisata pantai yang populer itu, dengan kepulan asap hitam.
“Hari ini lebih baik daripada kemarin,” ujar Menteri Pertanian dan Kehutanan Ibrahim Yumakli dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi.
“Teman-teman kami menghentikan api agar tidak meluas. Jika tidak ada angin, kita akan melihat gambar yang lebih jelas di sore hari,” tambahnya, seperti dilansir The New Arab.
Para pejabat mengatakan bahwa kebakaran tersebut telah mendorong evakuasi 1.251 orang dan menyebabkan 48 orang harus dirawat di rumah sakit karena menghirup asap.
Kebakaran ini juga menutup sebuah kampus universitas lokal dan memaksa para dokter untuk mengevakuasi beberapa pasien dari rumah sakit sebagai tindakan pencegahan.
Selat Dardanelles menghubungkan Laut Aegea dengan Laut Marmara dan merupakan tujuan wisata yang populer karena juga merupakan lokasi reruntuhan kuno Troy.
Selat ini juga menjadi jalur bagi kapal-kapal pengangkut biji-bijian yang dikirim Ukraina sebelum Rusia menarik diri dari perjanjian perang bulan lalu.
Turki telah berusaha memodernisasi layanan tanggap daruratnya setelah dilanda kebakaran yang sangat merusak di sepanjang pantai selatan dan barat pada 2021.
Kebakaran tersebut menghanguskan lebih dari 200.000 hektare (hampir 50.000 hektar) hutan pinus dan merenggut sedikitnya sembilan nyawa.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mendapat banyak kritikan atas responsnya terhadap bencana tersebut pada saat itu.
Bencana ini meningkatkan pentingnya isu-isu lingkungan secara politis di Turki dan mendorong Erdogan untuk mendorong ratifikasi Perjanjian Iklim Paris yang telah lama tertunda. (haninmazaya/arrahmah.id)