ANKARA (Arrahmah.id) – Turki pada Rabu (20/7/2022) membantah klaim oleh media pemerintah Irak bahwa mereka telah melakukan serangan di sebuah resor pegunungan di provinsi Dohuk utara Irak yang menewaskan delapan turis dan melukai 23 orang lainnya, dengan mengatakan serangan itu adalah aksi teror, lapor Reuters.
“Pemboman artileri yang ganas” menghantam sebuah resor di Zakho, sebuah kota di perbatasan antara wilayah Kurdistan Irak dan Turki, kata TV pemerintah Irak.
Anak-anak termasuk di antara para korban, termasuk seorang anak berusia 1 tahun, Menteri Kesehatan Kurdi mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa semua korban meninggal sebelum mencapai rumah sakit.
“Kami pergi ke sisi gunung, ada serangan. Kami ke arah air terjun, ada serangan. Kami ke sisi ini, ada serangan,” kata Mustafa Aala (24) yang berada di resor dengan seorang teman saat serangan terjadi.
“Kami menarik pagar yang ada di sekitar air terjun. Kami melihat dari dalam, saya melihat anak-anak tergeletak di tanah. Ini adalah pemandangan yang belum pernah saya lihat dalam hidup saya,” tambah Aala.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Ankara sedih mendengar adanya korban dalam serangan itu, dan menambahkan bahwa Turki sangat berhati-hati untuk menghindari korban sipil atau merusak situs budaya bersejarah dalam operasi kontra-terorisme terhadap milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang dan yang lain.
“Turki siap untuk mengambil setiap langkah agar kebenaran terungkap,” kata Kementerian dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa operasi militer Turki sejalan dengan hukum internasional.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Irak untuk tidak membuat pernyataan yang dipengaruhi oleh retorika dan propaganda organisasi teroris keji, dan untuk terlibat dalam kerja sama untuk mengungkap pelaku tindakan kejam ini,” katanya, merujuk pada PKK.
Turki secara teratur melakukan serangan udara di Irak utara dan telah mengirim pasukan komando untuk mendukung serangannya sebagai bagian dari kampanye jangka panjang di Irak dan Suriah terhadap gerilyawan PKK Kurdi dan milisi YPG Kurdi Suriah. Ankara menganggap keduanya sebagai kelompok teroris.
PKK mengangkat senjata melawan negara Turki pada tahun 1984.
Lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik, yang di masa lalu terutama difokuskan di Turki tenggara, di mana PKK berusaha untuk menciptakan tanah air etnis.
Utusan PBB untuk Irak mengutuk serangan pada Rabu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Twitter, dan menyerukan penyelidikan. (haninmazaya/arrahmah.id)