ANKARA (Arrahmah.id) — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya tidak akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) maupun Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina. Erdogan menyatakan tidak bisa membiarkan rakyat Turki kedinginan tanpa pasokan gas Rusia.
Seperti dilansir Hurriyet Daily News dan TASS News Agency (26/3/2022), Erdogan menekankan bahwa Turki hanya akan bergabung dengan sanksi-sanksi yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
“Dalam hal sanksi, kita sedang mempelajari panduan tertentu dari PBB, tapi jangan lupakan bahwa kita tidak bisa mengesampingkan hubungan kita dengan Rusia,” ucap Erdogan saat berbicara kepada wartawan Turki dalam penerbangan pulang dari pertemuan NATO di Brussels, Belgia.
Dijelaskan Erdogan bahwa Turki mendapatkan separuh pasokan gas alam dari Rusia dan tengah bekerja sama dengan Rusia dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara tersebut.
“Anda tahu, saya telah menjelaskan ini sejak lama, karena sekarang, jika kita mengambil gas alam saja, sekitar separuh gas alam yang kita gunakan berasal dari Rusia. Selain itu, kita tengah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu kita dengan Rusia,” tuturnya.
“Kita tidak bisa mengabaikan itu. Ketika saya memberitahukan ini kepada (Presiden Prancis Emmanuel) Macron, bahkan dia mengatakan bahwa saya benar. Kita harus melindungi kerentanan ini,” ujar Erdogan dalam pernyataannya.
“Pertama, saya tidak bisa membiarkan rakyat saya kedinginan saat musim dingin, dan kedua, saya tidak bisa sepenuhnya mematikan dan menghidupkan industri kita ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Erdogan juga menegaskan bahwa Turki telah mengirimkan dan akan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.
“Kita telah mengirimkan 56 truk dengan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina. Kami memasok mereka dengan makanan, pakaian, obat-obatan. Pengiriman akan meningkat,” ucapnya. (hanoum/arrahmah.id)