ANKARA (Arrahmah.com) – Turki akan mengekspor kendaraan udara tak berawak (UAV) ke Polandia, yang akan menjadi “pertama kalinya dalam sejarah” melakukan penjualan seperti itu ke negara anggota NATO dan Uni Eropa, kata presiden Turki pada Senin (24/5/2021), Anadolu Agency melaporkan.
“Dengan langkah-langkah yang telah kami ambil dalam 19 tahun terakhir [dalam industri pertahanan], kami tidak hanya meniadakan tahun-tahun kelalaian, tetapi juga membawa negara kami ke liga raksasa di bidang ini,” kata Recep Tayyip Erdogan dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Polandia Andrzej Duda, yang melakukan kunjungan resmi ke ibu kota Turki, Ankara.
Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak telah mengumumkan pada Sabtu bahwa negaranya akan membeli 24 drone Bayraktar TB2 dari Turki.
Erdogan menggarisbawahi bahwa Turki dan Polandia “berjalan tegas” untuk mencapai target 10 miliar USD dalam volume perdagangan bilateral.
“Turki, sebagai bagian dari misi pengawasan Udara Baltik NATO, akan segera mengerahkan jet F-16 di Polandia,” tambahnya, memuji pengiriman pesawat patroli maritim Polandia dan misi militer ke pangkalan udara Incirlik di Turki selatan di bawah langkah-langkah jaminan NATO.
Sementara itu, Duda mengatakan Turki adalah “sekutu terkuat” Polandia dan berterima kasih kepada Erdogan atas pilot-pilot Turki yang “melindungi langit”.
“Saya yakin sebagai bagian dari kerangka NATO, kita dapat mencegah ancaman terhadap kedua negara dari dalam dan luar negeri,” tambahnya.
Duda juga menggemakan sentimen mitranya dari Turki tentang kerja sama komersial negara mereka, yang menurutnya akan membawa mereka ke target perdagangan 10 miliar USD.
Sebelum konferensi pers bersama, para pejabat tinggi negara menandatangani perjanjian di bidang pertahanan, pertanian, pariwisata, dan olahraga.
Bayraktar TB2 memasuki inventaris tentara Turki pada tahun 2014 dan saat ini digunakan oleh beberapa negara lain, termasuk Ukraina, Qatar, dan Azerbaijan.
Turki telah menggunakan drone mutakhirnya secara efektif selama bertahun-tahun dalam operasi militer lintas batas, seperti Perisai Eufrat, Cabang Zaitun, dan Perisai Musim Semi, di perbatasan Suriah yang diklaim untuk membebaskan wilayah tersebut dari entitas teroris. (haninmazaya/arrahmah.com)